Sebuah kritik sastra puisi bisa dilakukan dengan membandingkan karya sastra. Namun, sebelum melakukan pembandingan antar karya, jelaslah si kritikus harus tahu tentang pemahaman dan nilai-nilai yang terkandung dalam puisi.
Jelaslah sudah bahwa di sini, sebelum dilakukan kritik terhadap karya sastra, syarat utama seorang kritikus sastra adalah paham mengenai karya sastra. Paham mengenai pemaknaan, paham mengenai struktur karya sastra, paham juga mengenai genre sastra, dan unsur-unsur yang lekat dalam karya sastra.
Perbandingan karya merupakan cara yang paling mudah dalam mengkritik karya sastra puisi. Tentu saja yang lebih banyak diperbandingkan nantinya berupa nilai-nilai yang ada dalam puisi.
Penggunaan kata dalam menggambarkan sesuatu atau deskripsi. Maupun enjambemen-enjambemen atau pemenggalan-pemenggalan kalimat, klausa, frasa sampai menimbulkan makna tertentu, yang diterapkan penulis puisi terhadap puisi yang ditulisnya.
Membandingkan karya sastra yang mirip dengan karya yang akan dikritik seolah menjadi sesuatu yang wajib dilakukan. Namun butuh diingat, bahwa sebuah karya sastra, dipungkiri atau diakui akan menjurus pada keterpengaruhan karya. Jelas bahwa keterpengaruhan ini yang sering mendominasi isi kritik.
Tingkat keterpengaruhan inilah yang sebenarnya yang dimaksudkan dalam mengkritik sastra puisi dengan cara membandingkan. Misalnya ada sebuah karya yang akan dikritik. Karya itu bisa dikata asli atau tiruan.
Tanpa kita baca karya yang ada dan tanpa membandingkan lebih jauh, kita akan langsung bisa menjawab bahwa karya itu mirip atau terpengaruh dengan karya terdahulu. Hanya saja seberapa parah kemiripan dan keterpengaruhan karya sastra terdahulu dengan yang akan dikritik.
Jelaslah tak bisa dihindari karena bacaan seorang penulis muda juga merupakan karya sastra terdahulu. Jelaslah keterpengaruhan itu ada. Hanya saja, tingkat keterpengaruhan itu seolah menjadi penentu karya itu akan diakui khalayak sebagai karya sastra yang memiliki ciri khas tersendiri.
Jika kemiripan itu sebagai bentuk plagiasi atau peniruan yang sempurna akan menunjuk bahwa karya itu sebagai bentuk karya yang klise, karya plagiat, karya tiruan, atau karya jiplakan.
Jika berbicara mengenai ciri khas yang ada dalam sebuah karya sastra, juga merupakan studi utama yang harus dilakukan dalam mengkritik karya sastra. Sampai pada ciri khas inilah sebuah karya sastra akan diakui dan dicatat dalam sejarah bahwa karyanya merupakan karya original atau asli.
Namun bila tidak, waktu yang akan membincangkan sampai batas waktu yang tak bisa ditentukan. Jika sekarang dalam kritik, karya sastra puisi tersebut dikata merupakan karya yang original belum tentu dalam waktu beberapa tahun, karya itu dikata bisa original lagi.
Sebagai seorang kritukus puisi tentulah yang harus dimiliki sebagai syarat utama dalam memilki referensi yang jelas. Bukan hanya referensi dari di satu negara, namun dari belahan dunia mana pun. Karena dikhawatirkan jika hanya satu negara saja, karya yang dikritik itu merupakan karya terjemahan dari karya orang lain dari negara lain.
Tentu itu sangatlah tidak kita inginkan. Kehati-hatian dalam mengkritik juga harus tetap sebagai pedoman seorang kritikus karena mau tidak mau, sebuah kritik akan sangat berpengaruh kepada nasib karya sastra dan penulisnya.
Kritik sastra puisi jika dilakukan betul-betul akan membantu seorang penulis pemula dalam berkarya tentunya untuk menemukan kekhasan sendiri dalam karyanya. Tentu juga berguna untuk membantu pembaca dalam menilai sebuah karya. Secara jelas dan gamblang bisa dikata bahwa sebuah kritik sastra puisi sangatlah penting dalam perkembangan sastra puisi sendiri.
Karena semakin karya sastra puisi itu dikritik, akan semakin dibicarakan pula. Namun bergantung kepada pembaca sastra puisi sendiri dalam menilai karya yang sudah dikritik itu masih layak disebut karya baik atau bukan. Tentulah waktu lagi yang akan menyingkirkan atau merekam abadi sebuah karya sastra untuk ditempatkan pada posisi yang semestinya.
Seorang sastrawan dilahirkan di lngkungan sosial budaya, maka dengan pengaruh lingkungan tersebut, maka akan mencuat bagi kondisi sekitar. Sastrawan tidak lepas dari etika, norma dan tatak rama dan juga nilai-nilai moral yang ada dalam lingkungan tersebut.
Banyak orang sastra yang lebih memilih untuk berkarya dalam mengembangkan puisi-puisi yang dibuatnya. Puisi bagi seorang sastrawan sangatlah penting karena dengan membuat puisi yang dibuatnya akan mendapatkan kenyamanan tersendiri.
Selain itu seorang sastrawan sangat menjiwai dengan membuat berbagai puisi. Apalagi dengan puisi-puisi cintanya, banyak sekali orang yang menyukai dengan puisi cinta, karena dengan membaca pusisi cinta maka orang-orang yang membaca puisi tersebut akan berbunga-bunga ketika membaca indahnya karya sastra puisi itu.
Tetapi dalam pembuatan karya sastar pusisi tidak selalu puisi yang kita buat selalu diterima, ada juga kritik sastra puisi dari beberapa orang yang membaca karya puisi yang kita buat. Dengan adanya kritik sastra puisi ini, maka kita harus menerima kritikan dari sang pengkritik supaya kita bisa membuat sebuah karya yang lebih bagus lagi.
Dengan adanya kritik sastra puisi ini akan mebuat para penulis puisi dapat terpacu lagi dan termotivasi untuk terus berkarya supaya karya yang dibuatnya itu menjadi lebih baik dan orang-orang sangat menyukai dengan hasil karya yang kita buat.
Sebagai perbandingan maka Anda yang ingin berkarya boleh mencari referensi yang sudah ada untuk mencari tahu bagai mana cara berkarya yang baik dan bagaimana langkah-langkah pembuatan sebuah karya yang berkualitas.
Berikut ini contoh sastra puisi dari wan anwar yang berjudul “Pertanyaan di Stasiun Kereta”
“Jika timur itu hari depan, mengapa laju kereta kembali ke masa silambahwa stasiun ini peninggalan residen, tentu saja kami tahujuga deret pohon asam, irigasi, dan gedung-gedung pemerintahanbegitulah, bukankah tuan-tuan hanya sanggup membangun mall jurang antara cahaya lampu kristal dan temaram perkampungankami hamba tuan-tuan, sudah lama bosan dalam penantiantuan-tuan mengobral janji, mengganggu tidur dan mimpi kamimaka kini izinkan kami bertanya, peti-peti yang siang malam diangkut keretamilik siapa? kemilau lampu di jalan raya untuk siapa!kami tahu tuan-tuan tak akan menjawab, karena tuan-tuansedang meluncur ke masa silam, jadi izinkan kami mendakwakami tak tahan lagi mendengar dan menyaksikan mulut tuan-tuanberbusa, nganga, dan amat hina”
Puisi ini menggambarkan tentang perlawanan terhadap penguasa yang menceritakan tentang penantian masyarakat yang membosankan, dengan janji-janji yang diberikan kepada masyarakat yang sering diucapkan oleh sang penguasa. Pada kalimat-kalimat yang sederhana mampumenggambarkan kenyataan. Bahwa sang penguasa hanya janji-janji yang di ucapkan tetapi tidak dengan kenyataan.
Dengan Puisi tersebut maka kita harus tahu apa arti dari sastra puisi ini? berceritakan tentang apakah sebuah sastra ini? Maka dari itu kita harus benar-benar memahami sebuah karya puisi agar hasil karya yang kita buat menjadi bermanfaat buat pembacanya.
Pentingnya kritik sastra puisi ini sangat penting, Apabila karya kita yang tidak begitu bagus, maka dengan kritik sastra puisi ini kita bisa menyadari dimana letak dan kesalahan karya yang kita buat.
Dengan kritik sastra puisi ini maka kita akan menumbuhkan kesadaran atas sebuah karya puisi yang kita buat, kesalahan-kesalahan apa saja yang ada dalam karya yang kita buat dan bagaimana cara supaya hasil karya kita mendapatkan pujian dari masyarakat dan mendapatkan penghargaan.
Sebab itu pula, kritik sastra puisi sangatlah penting dalam perkembangan puisi itu sendiri. Mengingat pentingnya sebuah budaya bersastra yang original. Tentu tak terbayangkan jika dalam sebuah karya sastra tak ada kritik sastra. Akan terasa hambar rasanya. Tak lengkap tentunya untuk karya sastra menuju kepada karya sastra yang makin baik di kemudian waktu.
sumber : anneahira.com