Ourvoice.Jakarta – (15/09/2012) Mess 55, sebutan untuk Kantor Ourvoice Indonesia, disulap menjadi lebih artistik. Di salah satu sudut ruangan terpajang patung pencitraan perempuan dengan balutan kain berwarna pelangi. Dinding-dinding yang biasanya berwarna krem, ditutupi oleh koran-koran yang diatur rapi, hamparan dinamis potongan kertas koran di lantai menambah kesan berbeda dari sebuah kantor yang kaku dan tidak lupa taburan bunga tujuh rupa menambah kesan magis di senja itu. Senja kali ini sungguh berbeda, “Suatu Senja Bersama Dewi Nova”
“Suatu Senja Bersama Dewi Nova,” adalah bentuk apresiasi Ourvoice Indonesia atas karyanya. Dewi Nova adalah seorang aktivis perempuan yang lantang menyuarakan isu-isu kemanusiaan dan anti kekerasan. Buku kumpulan puisi “Burung-Burung Bersayap Air” dan buku kumpulan cerpen “Perempuan Kopi” adalah dua buah karyanya yang diperbincangkan di senja itu. Tiga buah cerpen dan beberapa puisi yang salah satu diantaranya dibacakan oleh teman-teman LGBT. Sebut saja Merlyn Sopjan, Miss Waria Indonesia 2006 yang didaulat membacakan cerpen dengan judul “Ciuman.” Cerpen yang menggambarkan kemerdekaan seksualitas manusia ini sukses membuat pendengar mempertanyakan kembali konsep kesetiaan dalam berhubungan. Apakah kesetiaan itu berhubungan hanya dengan satu orang, atau dengan beberapa orang?
Dewi Nova berpendapat bahwa seks adalah bentuk kontruksi sosial dan bersifat hierarkis. Konstruksi yang dibangun adalah konstruksi patriarkis dan diwariskan secara turun temurun. Untuk konsep kesetiaan, kita harus terus kaji ulang atau mempertanyakan kembali, siapa yang menciptakan aturan itu? Untuk apa? Tujuannya apa? Jika kita merasa nyaman akan konsep itu silakan jalani, namun perlu diingat, manusia dapat menggunakan akal pikirannya sendiri untuk menjalani pola hubungannya. maka biarlah masing-masing pasangan yang menentukan konsep kesetiaan mereka, lanjutnya.
Ketika senja berganti malam, acara pun usai. Acara ditutup dengan pentas monolog oleh Dewi Nova dengan membacakan surat dari Putri, seorang remaja perempuan asal Aceh yang bunuh diri karena dituduh pelacur. Kemudian Dewi Nova pun berpuisi dan mempersembahkan sebuah tarian Jaipong untuk Putri yang sudah tenang di alam sana demi sebuah harga diri. (tgh)