Jakarta.ourvoice – Aku tak tahu dari mana harus kumulai surat ini, Ya Rasullah. Sebab kau merasa aneh, melihatku-ummatmu yang sama sekali tak pernah kenal ini – menulis sebuah surat untukmu. Dan tentu saja kau akan lebih merasa heran, jika saja suratku ini sampai kepadamu dan terbaca olehmu. Mungkin kau tak akan mengenal siapa aku, bagaimana rupaku, dari mana asalku. Selain kau tentu akan tahu bahwa aku adalah satu dari sekian miliaran umatmu yang lalai, dan bodoh karena seringkali melanggar ajaran dan petunjukmu.
Soal suratku yang bertulisan (isi pesan); “Ya Rasullah, kapan para penguasa-penguasa akan bisa melihat kami, dan kebersamaan untuk menjadikan kesetaraan”. (Lutfie, Bogor,21 Agustus 2012)
Ya Rasulullah…….inilah kami yang bukan hanya tertarik urusan badani, tapi cinta ini murni. Inilah entitas kami…..bukan sekedar mendatangi sejenis kami dengan birahi, ya utusan Allah SWT, aku yakin engkau mampu melihat jauuhhh dari itu….daripada hanya sekedar rajam merajam. Inilah suara hatiku ya kekasih Allah SWT………………………………..dalam linangan kepasrahan dan kedamaian. (Faisal, Jakarta, 21 Agustus 2012)
