Ourvoice.or.id. Kehebohan pro dan kontra sebuah band punk feminis yang berasal dari Rusia Pussy Riot terus bergulir, 3 personel Pussy Riot telah ditahan atas tuduhan “holiganisme-memicu kebencian terhadap agama”. Dan dijatuhi hukuman 2 tahun penjara.
Siapa Pussy Riot
Pussy Riot adalah sebuah grup musik punk rock yang beranggotakan perempuan feminis asal Moskow, Rusia, didirikan tahun 2011. Mereka dikenal karena sering melakukan pertunjukan dadakan di lokasi-lokasi yang tidak biasa, seperti di atas sebuah bis, di halaman gereja, atau pada perancah di Moscow Metro, Rusia. Pertunjukan mereka bersifat provokatif dengan menyindir kehidupan politik .
Kostum berupa gaun berwarna cerah dan celana ketat serta topeng menjadi perlengkapan wajib baik itu ketika mengadakan pertunjukan ataupun dan disaat melakukan wawancara, dan mereka selalu mengunakan nama samaran. Secara kolektif ada 10 pemain band, dan 15 orang yang menangani pekerjaan teknis shooting dan editing video, yang kemudian diposting di Internet.
Pussy Riot terinspirasi oleh band punk rock Oi! , Upstarts Angelic , Cockney Rejects , Sham 69 dan The 4-Skins, selain itu mereka terinspirasi juga oleh gerakan yang dilakukan pada tahun 1990 yang dilakukan oleh band rock Bikini Kill and the Riot grrrl.
Pada tanggal 21 Februari 2012, empat anggota grup musik ini menggelar pertunjukan di depan Katedral Kristus Juru Selamat di Moskow, yang merupakan gereja Ortodoks terpenting di ibukota Moskow. Pertunjukan ini mereka namakan “Doa Punk” dan menunjukkan aksi mereka yang menentang kembalinya Vladimir Putin yang kala itu menjabat perdana menteri, untuk memegang jabatan presiden.
Mereka memprotes hubungan erat antara negara dan gereja di Rusia. Pertunjukan mereka saat itu di interupsi oleh petugas keamanan gereja. Kemudian, pada tanggal 3 Maret 2012, video penampilan mereka muncul di internet. Tiga anggota grup musik tersebut ditangkap dan didakwa atas tuduhan telah melakukan “hooliganisme” dan memicu kebencian agama.
Penampilan mereka yang kontroversial ini terutama sekali adalah mengenai video aksi protes yang diposting di internet, dengan lagu yang dialihkan suara menjadi “Bunda Maria, perawan suci, usirlah Putin.“ Putin sendiri setelah terpilih sebagai presiden secara terbuka mengatakan kemarahan atas tampilan aksi protes tersebut. “Saya harap, itu tidak akan pernah terulang kembali,“ kata Putin pada tanggal 7 Maret 2012.
Lima orang yang terlihat di video rekaman aksi menentang pemerintahan Presiden Putin.menjadi buruan polisi. Mereka dengan lantang menyanyikan lagu berisi lirik protes terhadap Putin
Kini 3 personel Pussy Riot, yakni Maria Aljochina, Yekaterina Samuzewitsch dan Nadeshda Tolokonnikova telah tertangkap. Ketiganya dijatuhi hukuman 2 tahun penjara atas tuduhan ‘hooliganisme’ dan pemicu terhadap kebencian agama.
- Maria Vladimirovna Alyokhina asal Rusia usia 24tahun . seorang mahasiswa tahun keempat di Institut Jurnalistik dan Menulis Kreatif di Moskow, aktivis relawan kemanusiaan dan lingkungan Greenpeace Rusia. Alyokhina adalah seorang vegan, ia dikabarkan pingsan karena kelaparan selama dipenjara tidak pemerintah tidak melayani makanan vegan.
- Yekaterina Stanislavovna Samutsevich asal Rusia 30tahun ia adalah seorang programmer komputer tertarik dengan isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender LGBT. Ia alumni sekolah Rodchenko Fotografi dan Multimedia di Moskow.
- Nadezhda Andreyevna Tolokonnikova asal Rusia 22tahun ia adalah seorang mahasiswa filsafat di Moscow State University dengan sejarah aktivisme politik dengan jalan-kelompok seni Voina. Dia menikah dengan Pyotr Verzilov dan memiliki seorang putri empat-tahun.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Alexander Lukasevich mengatakan, “ini bukan soal pementasan artistik.” “Para pengritik kami mengabaikan fakta bahwa aksi kumpulan punk itu menghina jutaan kaum Kristen Ortodoks dan penganut agama-agama lainnya yang patuh terhadap nilai-nilai moral tradisional,” ujar Lukasevich, seperti ditulis RIA Novosti Rabu kemarin
Lukasevich menampik tuduhan pembatasan ekspresi artistik yang merujuk pada kelompok seni Voina, yang dianugerahi penghargaan oleh pemerintah Rusia dalam kategori “inovasi” tahun lalu atas karya seni yang kontroversial. “Jadi klaim penganiayaan terhadap kebebasan berekspresi dalam seni itu sama sekali tidak berdasar,” pungkasnya.
Pengadilan atas anggota grup musik Pussy Riot ini mengundang simpati dari berbabagai selebritis dan pemerintahan Negara Barat yang menyerukan otoritas Rusia agar melepaskan tiga perempuan feminis anggota “Pussy Riot” ini.
Sementara itu, dukungan untuk Pussy Riot masih terus mengalir. Setelah sebelumnya seorang gadis di Ukraina rela telanjang dada demi mendukung mereka, kali giliran para hacker yang menunjukkan dukungannya. Situs resmi pengadilan Moskow dilaporkan telah dibobol oleh hacker pendukung Pussy Riot.
Aksi mendukung “Pussy Riot” berlangsung dari Sydney (Australia) sampai New York (Amerika Serikat). Selebritis seperti Paul Mccartney, eks pemusik grup musik legendaris Beatle dan ikon penyanyi pop Madonna, ikut dalam aksi protes ini. Aksi protes di luar konsulat atau kedubes Rusia di ibukota- ibukota Negara-negara di Eropa juga akan berlangsung sepanjang hari Jumat ini. (yatna pelangi)
sumber : wikipedia.org dan berbagai sumber.