Jakarta.Ourvoice – Hari ini, 14 Agustus tepat sebagai hari kepanduan atau hari Praja Muda Karana (Pramuka). Jika kita meyebut Pramuka, maka kita akan mengenang tokoh pendiri Pramuka international, Robert Baden-Powell.
Powell dilahirkan di Paddington, London pada 1857. Dia adalah anak ke-6 dari 8 bersaudara. Ayahnya, Harry Baden-Powell seorang pendeta dan mengajar geometri di Oxford. Ayahnya meninggal ketika dia berusia 3 tahun, kemudian ia dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace Smith, seorang perempuan yang mempunyai motivasi bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”
Pada Januari 1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya Olave Soames di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk memulai perjalanan Pramuka di seluruh dunia Dunia. Saat itu, Olave berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka sama tanggal lahirnya. Mereka bertunangan pada September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena ketenaran Baden-Powell. Pernikahan perbedaan usia seperti itu lazim pada saat itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dalam perkawinan itu mereka dikaruniai tiga anak – satu anak laki-laki dan dua perempuan.
Tapi ada cerita yang berbeda yang ditulis oleh dua penulis biografi tentang Baden-Powell, Michael Rosenthal dari Columbia University dan Tim Jeal. Menurut dua penulis itu, Powell adalah homoseksual yang tertekan. Buku Tim Jeal yang diriset selama lebih dari 5 tahun, diterbitkan oleh Yale University Press dan diterima dengan baik oleh New York Times, Washington Post dan penerbitan-penerbitan terkemuka lain.
Selain bukti-bukti lain, Jeal menyebutkan suatu contoh kejadian di bulan November 1919. Ketika mengunjungi Charterhouse, sekolahnya dulu, Baden-Powell tinggal bersama teman lamanya, A. H. Tod, seorang guru lajang dan pemilik rumah yang telah mengambil foto-foto telanjang murid-muridnya sebagai bagian dari kumpulan foto mengenai sekolah. Dalam buku hariannya, Baden-Powell menulis tentang hal ini: “Tinggal dengan Tod.
Foto-foto anak laki-laki telanjang dan pohon-pohon yang diambil oleh Tod. Dalam surat-surat selanjutnya kepada Tod mengenai awal gerakan Pramuka di sekolah itu, Baden-Powell menyebut bahwa ia akan segera berkunjung kembali dan menambahkan: “Mungkin saya ingin melihat kembali foto-fotomu yang indah itu.”
Jeal juga menyebutkan bahwa Baden-Powell, tetap memuji tubuh laki-laki ketika telanjang dan merendahkan tubuh perempuan. Di Gilwell park, tempat perkemahan Pramuka di hutan Epping, ia selalu menikmati pemandangan anak-anak laki-laki berenang telanjang, dan kadang-kadang berbincang dengan mereka setelah mereka melepas baju.”
Walaupun menikmati keindahan anak-anak laki-laki, Baden-Powell tidak diketahui pernah ada hubungan intin dengan laki-laki. Sebaliknya, ia sangat teguh berpendapat untuk menekan keinginan seksual, terutama dalam komunikasinya dengan anak-anak laki-laki. Ia memasukkan larangan yang jelas melawan onani dalam panduan-panduan Pramuka awal (sedemikian jelasnya sehingga penerbitnya, menolak untuk mencetak hal ini sebelum bahasanya diperhalus). Sampai usia 80-an, Powell terus bersurat dengan anggota-anggota Pramuka dan memerintahkan mereka untuk mengendalikan keinginan mereka “merusak diri sendiri” (onani). Ia percaya pada pendapat saat itu bahwa hal ini menyebabkan penyakit, kegilaan dan impotensi seksual. Tapi pandangan-pandangannya tidak disetujui oleh semua orang. Dr. F. W. W. Griffin, editor The Scouter, menulis pada 1930 dalam buku untuk Rover Scouts bahwa onani adalah “tahapan yang cukup alami dalam perkembangan” manusia.
Tapi kemudian foto-foto Tod bertahan sampai tahun 1960-an, ketika mereka dihancurkan mungkin untuk “melindungi reputasi Tod.” Namun R. Jenkyns mengatakan bahwa album tersebut mengandung foto-foto anak laki-laki telanjang dalam pose-pose yang menurut pendapatnya, “dibuat-buat dan artifisial.” Tidak ada alasan untuk mencurigai bahwa Tod atau Powell memiliki tujuan buruk terhadap anak. Menurut Jenkyns foto-foto tersebut dibuat sesuai dengan tradisi pada saat itu mengenai seni yang juga ditampilkan dalam lukisan-lukisan Henry Scott Tuke, foto-foto Baron Wilhelm von Gloeden, dan lain-lain. Bahwa Powell ada ketertarikan sejenis tidak ada bantahan, bahkan sudah banyak dituliskan dalam buku-buku sejarah tokoh gay yang memberikan pengaruh dunia.
Selamat Hari Pramuka.
Sumber : http://1516adisucipto.wordpress.com dan berbagai sumber.