Search
Close this search box.

Ilustrasi obat Stavudine. (sumber: stada)
Ilustrasi obat Stavudine. (sumber: stada)
Efek samping stavudin antara lain gangguan kulit, tumbuh punuk, gangguan hormon, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Kementerian Kesehatan secara resmi menarik peredaran obat antiretroviral jenis Dt4 yang sering dikeluhkan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) karena efek sampingnya yang bisa sampai mengakibatkan kematian.

Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, M.Subuh, mengeluarkan surat edaran kepada seluruh Rumah Sakit rujukan yang menyediakan ARV, yang menyatakan penggunaan Dt4 yang dikenal dengan nama dagang Stavudin secara bertahap akan diganti dengan Tedofir (TDF) yang efek sampingnya lebih aman.

“Ini adalah sebuah langkah maju dimana Kemenkes berani mengambil langkah demi menyelamatkan nyawa ODHA yang mengkonsumsi ARV jenis d4T yang disadari akan membawa efek jangka menengah dan panjang yang berbahaya bagi diri ODHA,” ujar aktivis Indonesia AIDS Coalition (IAC) Aditya Wardhana kepada Beritasatu.com hari ini.

IAC sendiri sudah berulangkali memprotes peredaran Stavudin di Indonesia. World Health Organization sudah cukup lama menyatakan Stavudin harus ditarik karena efek sampingnya yang sangat serius dan kadar racunnya yang tinggi.

Beberapa efek samping stavudin antara lain gangguan kulit, tumbuh punuk, gangguan hormon, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Meski demikian Stavudin masih beredar luas dan diresepkan banyak dokter di Indonesia, sebagian karena ketidaktahuan, sebagian lagi karena Stavudin lebih murah dan mudah didapat karena pemerintah telah membeli obat tersebut dalam jumlah besar.

Penulis: Dessy Sagita/Feriawan Hidayat/beritasatu.com