Salah seorang Wakil Perdana Menteri Rusia menyebut Madonna sebagai mantan pelacur setelah penyanyi terkenal itu mengkritik persidangan Pussy Riot.
Dmitry Rogozin menulis tuduhan itu di Twitter, seperti dilaporkan wartawan BBC di Moskow, Daniel Sanford.
“Setiap mantan pelacur yang semakin tua cenderung memberi kuliah tentang moralitas, khususnya saat tur musik di luar negeri,” tulis Rogozin.
Rogozin memang dikenal sebagai tokoh politik yang sering menjadi berita namun kata yang digunakan untuk pelacur kepada Madonna merupakan kecaman paling kasar dalam Bahasa Rusia.
Saat menggelar konser di Moskow, Selasa (07/08), Madonna mengatakan kepada para penggemarnya bahwa ia berdoa agar kelompok punk tersebut dibebaskan.
Dikritik kaum gay
“Menurut pendapat kami, tidak cukup mengatakan beberapa kata di antara dua lagu sebagai dukungan terhadap homoseksual.”Yury Gavrikov
Pussy Riot disidang dengan dakwaan premanisme bermotif kebencian agama dan ditahan selama lima bulan terakhir setelah ditangkap karena menyanyikan lagu yang mengejek Vladimir Putin.
Tiga personil band itu membawakan lagu yang mengkritik Putin di depan altar katedral terbesar di Moskow pada 21 Februari 2012.
Madonna akan menggelar konser lagi di Saint Petersburg, Kamis 9 Agustus, dan muncul spekulasi bahwa dia akan menyatakan dukungan atas kaum gay dan lesbian dalam konser itu.
Pihak berwenang Saint Petersburg sudah meloloskan undang-undang yang kontroversial yang melarang propaganda homoseksual.
Bagaimanapun para pegiat gay menyatakan akan mencegah kaum gay untuk menonton konser Madonna karena menganggap dia tidak cukup untuk mendukung perjuangan kaum gay di Rusia.
“Menurut pendapat kami, tidak cukup mengatakan beberapa kata di antara dua lagu sebagai dukungan terhadap homoseksual,” tutur Yury Gavrikov kepada kantor berita AFP.
“Kalau Anda menempatkan diri sebagai pembela hak asasi maka Anda perlu melakukan sesuatu yang lebih substansial,” tambah Gavrikov yang menuduh Madonna munafik.
sumber : bbc.co.uk/indonesia