Siaran Pers Ourvoice Untuk Calon Gubernur DKI Periode 2012-2017
Berikan Perlindungan Bagi Setiap LGBT di Jakarta
Jakarta, 1 Juli 2012
Dari enam calon gubernur propinsi DKI Jakarta periode 2012-2017, yang berkampanye tidak satu pasangan yang berani secara tegas dan serius pembelaan pada kelompok terpinggirkan, khususnya kelompok Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Kelompok yang selama ini menjadi “sasaran” stigmanisasi dan kekerasan oleh negara, selain masih ada kelompok lain seperti; Ahmadiyah, Syiah, perempuan dalam prostitusi, korban Narkotika, orang terinfeksi HIV dan orang-orang miskin.
Isu yang ditawarkan oleh para calon masih seputar pendidikan, kesehatan gratis sampai masalah banjir dan kemacetan di Jakarta. Walau isu itu sangat krusial dan meyangkut semua orang tetapi ada persoalan lain seperti hak identitas yang masih sering diabaikan oleh negara. Yaitu persoalan rasa aman bagi setiap orang untuk mengekspresikan identitas diri sebagai manusia.
Kampanye pendidikan dan kesehatan gratis untuk orang miskin menjadi jualan politik para calon. Tetapi faktanya program tersebut masih sangat sulit sekali diakses oleh kelompok transgender karena identitas gendernya. Kelompok Waria (transgender) miskin selama ini kehilangan segala akses baik pendidikan dasar, kesehatan sampai persoalan hak mendapatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang menjadi jualan politik Cagub kali ini. Itu semua disebabkan karena identitas gender yang melekat pada Waria tersebut.
Bukan hanya masyarakat, negara juga menyingkirkan akses -akses dasar hidup sebagai seorang Waria maupun LGBT umumnya. Sudah menjadi tontonan sehari-hari bagaimana kelakuan Satpol PP, dinas sosial dan kepolisian memperlakukan kelompok transgender (Waria) sebagai kelompok sasaran yang akan “diburu” atas nama pembinaan.
Walau isu keberagaman selalu menjadi salah satu isu yang diusung oleh para calon gubernur DKI Jakarta. Tetapi isu keberagaman masih berkisar tentang etnis dan perbedaan agama saja. Padahal keberagaman masyarakat Jakarta bukan hanya soal etnis dan antar agama saja, tetapi ada persoalan identitas lainnya. Seperti identitas gender (laki-laki, perempuan dan Waria) dan orientasi seksual (homoseksual, biseksual dan heteroseksual) yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Menurut kami (Ourvoice) para CAGUB DKI masih belum mempunyai agenda dan komitmen serius untuk melindungi dan memenuhi segala akses bagi setiap orang tanpa ada diskrminasi dalam bentuk apapun. Selama ini kelompok LGBT dianggap “silent” atau tidak punya kekuatan politik apapun. Tetapi perkembangan jaringan sosial dan internet, antar kelompok LGBT untuk saling menguatkan dan mengingatkan satu sama lain tentang hak dasar sebagai warga negara, menjadi media komunikasi yang efektif..
Data pasti komunitas LGBT di Jakarta memang belum didapat secara pasti, tetapi dari pengalaman Ourvoice berinteraksi dengan kelompok LGBT, diperkirakan bisa mencapai 1 juta jiwa di Jakarta (10 % dari total penduduk DKI tahun 2011; 10.183.498 jiwa), baik yang terbuka (coming out) maupun yang tertutup (in the closet). Dan menurut berbagai penelitian, 2% sampai 13% dari populasi manusia adalah homoseksual atau pernah melakukan hubungan sesama jenis dalam hidupnya. Bahkan sebuah studi tahun 2006 menunjukkan bahwa 20% dari populasi secara anonim melaporkan memiliki perasaan homoseksual, meskipun relatif sedikit peserta dalam penelitian ini menyatakan diri mereka sebagai homoseksual. (http://id.wikipedia.org/wiki/Homoseksualitas).
Dan perlu di ingat bahwa kelompok LGBT telah memberikan kontribusi besar pada roda ekonomi di Jakarta, mulai dari dunia seni, kuliner, kecantikan sampai profesi lainnya. Tidak ada bidang usaha yang tidak ada kelompok LGBT di Jakarta. Dan perlu diingat bahwa pemenuhan hak warga negara tidak berangkat dari jumlah manusia, satu orangpun berhak mendapatkan hak dan akses yang sama dengan lainnya.
Untuk itu, Ourvoice sebagai lembaga yang memperjuangkan hak-hak kelompok LGBT di Indonesia, khususnya di Jakarta menghimbau :
1. Bagi setiap kelompok LGBT yang berdomisili di Jakarta yang berencana memilih calon gubernur pada 12 Juli 2012, pilihlah Cagub yang berani dan menjamin hak-hak hidup LGBT di Jakarta.
2. Bagi para calon gubernur DKI memastikan bahwa Jakarta milik semua orang dari latar belakang apapun, baik perbedaan orientasi seksual, identitas gender, suku, agama dan identitas lainnya. Kita semua berhak mendapatkan keadilan dan rasa aman hidup di Jakarta.
3. Bagi semua masyarakat Jakarta, berhati-hati dengan para calon gubernur yang menjual isu agama sebagai jualan politiknya. Selama ini agama selalu “dijual” untuk kepentingan kekuasaan belaka, yang akhirnya “mengotori” pesan agama yang suci untuk rahmat dan adil bagi setiap manusia, apapun latar belakangnya.
an Lembaga Ourvoice
Hartoyo
Sekretaris Umum Ourvoice
Mobile : 085813437597 / Email : hartoyomdn@gmail.com