Search
Close this search box.

Jakarta.ourvoice – Konsep  hak asasi manusia sering diyakini sebagai konsep “universal” bagi setiap orang.  Tapi faktanya tidak semua manusia dapat dilindungi,dipenuhi dan dihormati oleh konsep HAM, karena latar belakangnya.  Salah satunya karena orientasi seksual dan identitas gender seseorang.

7 Maret 2012, dewan HAM melakukan pertemuan pembahasan tentang kekerasan berbasis orientasi seksual dan identitas gender. Dalam pertemuan tersebut, sebagian anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan walkout, karena HAM hanya untuk sebagian orang saja bukan untuk kelompok Lesbian,Gay,Biseksual,Transgender,Intersex dan Querr (LGBTIQ).

Tapi, saat itu, Ban Ki-Moon selaku Sekjen PBB memberikan pernyataan penutup.  Isu orientasi seksual dan identitas gender memang sering dianggap sebagai isu yang sensitif, ungkap Ki-Moon.  Tapi saya ingin katakan, mereka (kelompok LGBT) adalah orang-orang yang memiliki nyawa yang kadang harus dipertaruhkan, tegas Ki-Moon.  Sehingga kini saatnya PBB dalam deklarasi HAM untuk melindungi mereka (LGBT) dimanapun berada.  Kita bisa saksikan bagaimana kekerasan dan diskriminasi yang dialami oleh kelompok LGBT, dari mulai pendidikan, pekerjaan sampai kesehatan.  Penyiksaan dan pembunuhan juga dialami oleh kelompok ini, hanya karena perbedaan orientasi seksual dan identitas gender.

Terakhir, ungkap Ki-Moon bagi saudara-saudaraku LGBT, saya katakan: Hari ini saya berdiri bersama kalian (LGBT)”.   Saya meminta kepada semua negara untuk berdiri dan mencintai kalian semua (LGBT).  Sejarah baru harus dilakukan. Kita semua  yang masih mempunyai hati nurani, hentikan segala bentuk diskriminasi dan kekerasan atas nama orientasi seksual dan identitas gender.  Waktunya telah tiba untuk perubahan itu, ungkap Ki-Moon diakhir pidato.