Search
Close this search box.

Singapura. Ourvoice – Peyelenggara kontes Miss Universe Singapura secara resmi akan membuka peserta dari kelompok transeksual.  Transeksual adalah seseorang yang dilahirkan secara biologis sebagai laki-laki/perempuan kemudian melakukan penyesuaian kelamin menjadi perempuan/laki-laki. Dalam konteks ajang miss ini, yang dimaksud dengan transeksual adalah dari laki-laki ke perempuan.

Perempuan yang telah melakukan penyesuaian kelamin (transeksual) akan diizinkan untuk mengikuti ajang kontes ini, ungkap penyelenggara kontes. Selama ini, umumnya para peserta kontes kecantikan adalah para perempuan biologis dengan usia 18 sampai 27.   Para calon bersaing ditingkat nasional dan setelah menang akan mewakili negaranya diajang international.  Aturan dibolehkannya kelompok transeksual ikut menjadi peserta sudah menjadi keputusan pemilik “paten” program ini, Real Estate Monggol Donald Trump Amerika Serikat dan beberapa jaringan televisi NBC.

Perubahan kebijakan ini berawal ketika seorang kontestan transeksual, Jenna Talackova|asal Kanada dikeluarkan dari kontes Miss Universe awal tahun ini. Tetapi kemudian mendapatkan protes keras yang akhirnya diizinkan kembali untuk ikut kompetisi tersebut. Menurut Derrol Stepenny, juru bicara kontes international  aturan baru akan dilaksanakan di seluruh dunia tahun depan (2013). Walau masih menunggu beberapa aturan tambahan untuk pelaksanaannya.

Juru bicara Swimwear Jog, sebuah perusahaan sponsor berbasis di Perancis yang menyediakan busana untuk finalis tahun ini di Singapura, menyatakan: “transeksual sangat umum di Asia, tapi saya tidak tahu apakah kantor pusat kami akan setuju untuk sponsor tahun depan.”

Jean Chong, pendiri Sayoni, sebuah portal online untuk lesbian, biseksual perempuan dan transeksual di Asia, memuji perubahan aturan ini.  Selama ini masalah besar bagi kelompok transeksual dan transgender sulitnya mendapatkan pekerjaan disektor formal, katanya.  Sehingga perubahan aturan ini, tahun ini menjadi kontes terakhir yang seluruh pesertanya harus perempuan biologis.

Sumber : The Jakarta Post