Ketika ada orang yang menyebutkan Thailand maka hal – hal yang pertama kali muncul di benak kita antara lain adalah : gajah , white sandy beaches , cantiknya perempuan Thailand ( ahem , ahem … ) dan katoey !
Yep , katoey atau waria yang berlenggang lenggok dimana – mana. pemandangan seperti itu adalah hal yang biasa di thailand. You can see them everywhere and they seem to be very comfortable being themselves . Biasanya para katoey ini bekerja di tempat – tempat hiburan dan sudah merupakan salah satu atraksi yang menarik bagi turis mancanegara . Banyak turis yang tidak melewatkan kesempatan untuk menonton show yang menyuguhkan tari – tarian dan nyanyian ( lip sync , yah ) oleh para katoey . Seperti di Phuket misalnya adakatoey show yang namanya Simon Cabaret di Pathong beach .
Umumnya para katoey ini sangat cantik dan tinggi semampai bagaikan model. Nggak heran kalo banyak sekali turis asing yang terkecoh . Gimana nggak ketipu lah wong mereka ini umumnya sudah melakukan operasi segala macem sampai berubah wujud seperti cewek beneran , je . Boobies-nya sudah dibikin montoks bagikan melons ( ekke kalah deh ), terus pada suntik hormone supaya kulit jadi halus, bentuk mukanya juga sudah diubah sedemikian rupa supaya kelihatan lebih feminine , dan lain sebagainya.
Turis yang di negara asalnya saja nggak pernah dilirik sama cewek , eh pas nyampe di sini kok malah digelendotin sama cewek yang cakepnya nggak karuan. Wadoh , berasa dapet durian runtuh neh , hahahahaha…..Ditambah lagi pas jamnya katoey beredar biasanya para turis juga sudah pada mabok jadi pada nggak nyadar kalo cewe cakep yang lagi dielus – elusnya itu suaranya nge-bass dan telapak tangannya sama besarnya kek punya dia .
Lain lagi dengan turis Asia, mereka kebanyakan malah pinter – pinter dan biasanya pada langsung bisa nebak kalo cewek cantik yang barusan dilihatnya itu bukan cewek asli . Mungkin bagi mereka gampang aja nebaknya secara sudah biasa ngelihat bentuk dan gerak – gerik wanita Asia yang asli tuh seperti apa . Makanya nggak bisa ketipu , hehehehe…
Aku salut sekali dengan tingginya toleransi orang Thai terhadap kaum minoritas ini . Mereka bisa menerima keberadaan katoey ini sebagai bagian dari masyarakat sama seperti yang lainnya . Kata “ katoey “ itu sendiri artinya adalah “ seorang pria yang memilih untuk hidup sebagai perempuan “ .
Setelah sekian lama tinggal di sini aku jadi tahu bahwa sikap toleransi orang Thai terhadap kaum katoey itu bukannya tanpa dasar . Ternyata di dalam ajaran agama Budha , dalam hal ini Thai Budhism mengakui akan adanya empat gender yaitu , pria , wanita, ubhatobyanjanaka ( hermaphrodite ) dan Pandaka ( eunuch ) .
Selain itu ajaran Thai Budhism mengatakan bahwa menjadi katoey adalah merupakan bagian dari karma seseorang yang mana orang tersebut telah melakukan perzinahan dan merusak kehidupan rumah tangganya di dalam kehidupan yang dulu . Maka dari itu sebagai hukumannya maka dia dilahirkan kembali ( umat Budha percaya akan adanya reinkarnasi ) sebagai katoey yang ditakdirkan untuk tidak akan pernah menikah.
Kitab Tripitaka ( di sini di sebutnya Tipitaka ) juga mengajarkan bahwa orang yang terlahir seperti ini semestinya mendapatkan simpati kita bukannya malah disalahkan . Makanya di sini tuh nggak ada orang yang ngetawain apalagi mengejek mereka . Selama tinggal di sini, keknya aku belum pernah melihat ada orang Thai yang bisik – bisik sambil cekikikan kalo ngelihat katoey lewat . Cuek aja gitu .
Nah, terus yang bisa disebut dengan katoey itu bukan cuma mereka yang sudah operasi ganti kelamin dan berpakaian ala wanita saja loh . Ada juga yang masih berpakain seperti pria , berambut cepak tapi bertingkah laku sangat feminine dan kemayu . Terus ada lagi tipe yang sama – sama berambut cepak , berpakaian seperti layaknya pria tapi suka mengenakan make up tebal bahkan di siang hari bolong sekalipun, mereka ini juga disebut sebagai katoey .
Bisa dibilang mereka ini sangat beruntung terlahir sebagai orang Thai . Bukan hanya sikap toleransi saja yang didapatkan melainkan juga kesempatan kerja yang sama seperti yang lainnya . Jadi mereka nggak cuma bisa bekerja di bisnis hiburan atau salon saja . Ada yang jadi teller di bank , dokter , pelayan toko , bahkan pegawai immigrasi. No kidding .
Di kantor immigrasi Phuket town ada salah satu staff prianya yang kelihatan sangat feminine dan tidak berusaha menutupi kefemininannya itu . Jalannya lemah gemulai , kadang aku perhatikan dia pake bedak tipis dan lip gloss , kalau ngomong juga alus kemayu kayak aku , hehehehe…. Hebat yah ? Tapi itu hanya di beberapa lapangan pekerjaan yang aku tahu loh, kalau lapangan kerja yang lain seperti di bidang militer atau pendidik aku belum pernah lihat sendiri seh .
Meskipun keberadaan mereka ini sudah diterima oleh anggota masyarakat yang lainnya , secara hukum , katoey tidak diperbolehkan untuk mengubah jenis kelaminnya . Jadi meskipun dia sudah operasi ganti kelamin dan sebagainya , di KTP-nya tetap ditulis bahwa jenis kelamin yang bersangkutan adalah pria .
Baru pada tahun 2007 kemaren inilah mereka diperbolehkan untuk mengganti jenis kelamin mereka secara hukum . Nggak tahu apakah setelah itu mereka lalu diperbolehkan untuk menikah atau tidak . Setahuku sih , kalo same sex marriage di sini memang nggak diperbolehkan . Tapi kalau seorang katoey sudah berganti kelamin baik secara biologis atau pun secara hukum , maka teorinya yang bersangkutan sudah resmi menjadi seorang wanita . Jadi mestinya boleh menikah dong ya ? Auk ah gelap , hehehehe…
Menurut pandangan pribadiku, katoey juga sama kok seperti kita . Bedanya mereka ini adalah wanita yang terperangkap di dalam tubuh laki – laki . Kalau disuruh milih mereka juga maunya dilahirkan seperti kita – kita ini , jadi wanita atau pria beneran, bukan setengah – setengah . At least that’s what my katoey hair dresser once told me anyway . (Sawasdee khra)
sumber : http://kolomkita.detik.com