Search
Close this search box.

Amerika.Ourvoice.or.id – Komunitas Lesbian, Gay,Biseksual dan Transgender (LGBT) menjadi salah satu sumber dana yang berarti dalam pencalonan Presiden Obama di Amerika untuk kedua kalinya. Dukungan kelompok LGBT semakin menguat setelah Obama mendukung hak-hak dan pernikahan sejenis bagi homoseksual.

Komunitas LGBT sukses meraup ratusan dolar dari masyarakat USA. Dalam penggalangan dana pertama April 2012 di Florida yang dihadiri oleh Obama terkumpul sekitar Rp 1,8 miliar dari 50 orang yang hadir. Bulan berikutanya di New York yang dihadiri oleh Ricky Martin terkumpul sekitar Rp 9,45 miliar.  Rabu lalu Obama menggelar penggalangan dana di Beverly Hills, Los Angeles yang dihadiri oleh 600 orang, terjual harga tiket mulai Rp 11,8 juta/orang.

Menurut catatan lembaga center for Responsive Politics, dana yang terkumpul dari kelompok LGBT dan pekerja seni mencapai Rp 64,3 miliar (Januari-Maret 2012). Memang tidak bisa diketahui dengan tepat berapa dana sumbangan dari kelompok LGBT. Karena tidak setiap orang yang meyumbang meyebutkan orientasi seksualnya, ujar ahli strategi Partai Demokrat yang juga pengacara hak-hak kelompok LGBT, Richard Socarides.

Dukungan kelompok LGBT untuk presiden Obama, menunjukkan bahwa kelompok ini mempunyai posisi tawar dalam politik di USA. Tentu apa yang terjadi di USA, sangat mungkin terjadi di Indonesia. Kelompok LGBT di Indonesia yang juga dekat dengan dunia pekerja seni,terutama para selebritis.  Belum lagi kelompok LGBT  banyak bekerja dibidang profesional lainnya, yang tentu dapat menjadi sumber dana bagi kemenangan politik presiden di Indonesia.

Tapi untuk sampai kesana, kelompok LGBT di Indonesia harus mempunyai kesadaran politik dan ada keingina memperjuangan haknya. Hanya dengan memiliki “posisi tawar” , hak-hak LGBT dapat dicapai. Karena keadilan bukan hadiah dari pihak manapun, tetapi harus diperjuangan melalui tangan kelompok LGBT sendiri.  Tentu, suatu saat nanti apa yang dilakukan oleh kelompok LGBT di USA bagi presiden Obama dapat juga dilakukan oleh kelompok LGBT di Indonesia bagi calon presiden di Indonesia.  (Sumber: Majalah Tempo dan Hartoyo)