Search
Close this search box.

VIVAnews – Profesor Ilmu Politik dari The University of Kansas, Burdet A. Loomis, yakin pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama yang melegalkan pernikahan gay tidak akan berdampak buruk terhadap dukungan suara Pemilu.

“Pemilu bukan tentang pernikahan gay atau apapun yang Obama pikirkan tentang pernikahan gay, Pemilu pada dasarnya tentang program ekonomi, dan ekonomi sedang terbangun,” ujar Loomis saat berbincang dengan wartawan di SCBD, Jakarta, Jumat, 18 Mei 2012.

Menurut Loomis, isu pernikahan gay ini memang bisa dimanfaatkan pihak oposisi. Tetapi kenyataannya, keberadaan gay di AS tetap tidak bisa dipungkiri.

Masyarakat AS pun, ujar Loomis, menunjukkan simpati terhadap pernyataan Obama tersebut. “Yang jelas diantara masyarakat ada dukungan yang kian besar pada pernikahan gay,” katanya.

Dari hasil sebuah riset jajak pendapat masyarakat AS mengenai keberadaan Gay, Loomis mengungkapkan,  50 persen responden mendukung pernikahan gay.

Dengan kenyataan tersebut, pernikahan gay sebetulnya bukan isu yang akan mengubah pikiran masyarakat secara drastis tentang Obama. Loomis justru memandang bahwa hal ini akan membantu Obama pada sisi lain.

“Ini isu yang akan membantunya menggalang dana karena tentu ada banyak konstituen gay dan lesbian rela menyumbang dalam politik,” kata Loomis.

Seperti diketahui, pasangan gay di Brooklyn, New York terkejut menerima ucapan selamat atas pernikahan mereka enam bulan lalu. Keterkejutan mereka bertambah saat mengetahui ucapan itu berasal dari Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

Gedung Putih sendiri telah mengonfirmasi bahwa benar mereka mengirimkan ucapan selamat pada pasangan Matt Katz dan Aaron Lafrenz. (umi)

sumber : http://dunia.vivanews.com