Jakarta.ourvoice.or.id – Aktivis Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SeJuK), Tantowi Anwari (Towik), 32 tahun, mendapatkan kekerasan dan dipaksa membuka kaos putih yang bertulisan ” Tirani Melawan Mayoritas” oleh anak buah pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Tambun Murhali Barda, Minggu (6/5/2012). Hal ini terjadi saat Towik meliput peristiwa ibadah umat HKBP di Filadelfia, Tambun Bekasi, Jawa Barat.
Sebelumnya, Towik mencoba menjelaskan maksud dari kalimat kaos yang dikenakan, tetapi pihak FPI tetap tidak percaya. FPI menuduh maksud dari kaos miliknya bermaksud melawan Islam. Saat itu juga, Towik ditelanjangi dan disita KTP-nya oleh pimpinan FPI . Saya juga diteriakin dengan sebutan “Ini Batak”, ungkap alumnus pesantren dan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta jurusan Aqidah Filsafat ini . Akhirnya Towik dibawa ke kepolisian sektor Tambun, Bekasi dan kemudian dijemput oleh rekan aktivis lainnya.
HKBP Filadelfia adalah satu dari puluhan rumah ibadah di Indonesia yang mempunyai persoalan perizinan. Walau putusan pengadilan Bandung telah memutuskan membolehkan pendirian rumah ibadah bagi umat HKBP Filadelfia. Tetapi kenyataannya sampai sekarang, Bupati Kabupaten Bekasi tetap tidak melaksanakan putusan pengadilan tersebut. Bupati tetap bersikeras untuk tidak membolehkan pendirian rumah ibadah bagi umat HKBP di wilayah tersebut.
Praktek-praktek kekerasan yang dilakukan oleh kelompok “gangster” seperti FPI masih terus berlangsung di Indonesia. Pada Jum’at,4/5/2012 diskusi dan bedah buku karya Irshad Manji berjudul Allah,Liberty and Love di Komunitas Salihara juga dibubarkan oleh FPI. Sayangnya disemua kejadian kekerasan atas nama agama, polisi terkesan “takut” bahkan “pendukung” tindakan kelompok “gangster” tersebut.
Berikut video pernyataan Towik dalam konferensi pers di gedung Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Salemba Jakarta Pusat, Minggu (6/5/2012). (Hartoyo)