Pemuda adalah cikal bakal regenerasi dan harapan masa depan. Eksistensi pemuda dalam suatu kelompok masyarakat, komunitas maupun organisasi adalah proses awal untuk pencapaian yang lebih baik. Keterlibatan pemuda tersebut tentu tidak lepas dari keyakinan dan nilai-nilai yang mereka yakini. Tidak jarang, nilai-nilai yang mereka anggap baik dan benar justru distigmasisasi sebagai nilai-nilai yang “salah” dan tidak lazim.
Untuk menjembatani persoalan di atas, dibutuhkan suatu campaign yang bisa meraup aspirasi pemuda yang kemudian direfleksikan sebagai suatu hal yang bisa disepakati bersama. Salah satunya adalah melalui Camp bertajuk ”Youth Queer, Faith, and Seksuality Camp”, yang diselenggarakan oleh YIFOS (Youth Interfaith Forum and Sexuality) di salah satu Villa Kaliurang Yogyakarta pada 10-14 April 2012.
Selasa (10/4), kegiatan camp di hari pertama mulai dilansungkan. Dibuka dengan tahap perkenalan, identifikasi harapan dan kecemasan melalui pohon harapan, dan SharingGuess the Value, tentang nilai-nilai yang dipegang sebagai bagian dari HAM dan Perdamaian.
Menurut Alex (anonim), salah seorang panitia kegiatan, Training ini terbentuk melalui proses panjang yang ia jalankan bersama teman-teman di komunitas YIFOS. Kepedulian terhadap sesama, mengantarkan YIFOS untuk membentuk forum yang lebih besar. Camp ini ini adalah wujud kongkritnya. Dengan jumlah peserta 50 orang, yang datang dari berbagai komunitas seperti organisasi kampus/keagamaan, Gay, Lesbian, Biseksual dan Transfender (LBGT).
Arin (anonim) yang juga merupakan panitia menambahkan, Camp ini sekaligus campaignterhadap isu dari pelbagai persoalan mengenai seksualitas dan agama. Bagi Intan, camp ini sangat berbeda dengan camp-camp lain yang pernah diadakan. Tidak hanya sekedar membahas wacana seksualitas, camp ini justru mencoba menghubungkan dan mencari titik temu antara keduanya. Karena selama ini, selain nilai-nilai sosial yang terjalin kuat di masyarakat, nilai-nilai agama terkadang belum sepenuhnya memberikan apresiasi yang mayor terhadap kebutuhan mereka.
Dalam kesempatang yang berbeda, ketika ditanyai tentang tujuan dan harapan kegiatan ini ke depan, Alex mengungkapkan, ”Di akhir camp ini, harapan kita dari peserta sendiri adalah, kita ingin mereka bangga dengan apa yang mereka pilih, begitu juga dengan apa yang mereka lakukan. Persoalan agama, biar mereka yang memikirkan, karena mereka semua tau agama”.
Dan yang lebih penting, seluruh element yang terkait dalam kegiatan tersebut, bisa memiliki presepsi dalam satu pandangan terhadap beberapa nilai. Nilai-nilai itu adalah (1) Non kekerasan, (2) Berbagi, (3) Solidaritas, (4) Menghormati, (5) Memamhami. Good Luck.
sumber : http://muda.kompasiana.com