Peter Slipper dituduh melecehkan stafnya yang gay dan menyalahkan jatah kupon taksi
VIVAnews – Ketua DPR Australia, Peter Slipper, memilih mundur dari jabatannya untuk sementara waktu setelah dia dicurigai terlibat kasus pelecehan seksual dan penyalahgunaan tunjangan dinas. Skandal Slipper ini bisa mengganggu koalisi pemerintahan Perdana Menteri Julia Gillard, lantaran mereka berdua merupakan sekutu politik di parlemen.
Slipper mengatakan bahwa dia saat ini tidak bisa melanjutkan tugas sebagai Ketua DPR Australia sejak Pengadilan Federal Jumat pekan lalu menerima gugatan suatu kasus pelecehan seks yang melibatkan dirinya dan aparat mulai membuka penyelidikan.
Menurut kantor berita Reuters, penggugat adalah mantan staf Slipper, James Hunter Ashby. Mengaku secara terbuka sebagai gay, pria berusia 33 tahun mengadu bahwa dia beberapa kali merasa dilecehkan atasannya, baik melalui SMS maupun percakapan langsung. Ashby juga mengungkapkan bahwa Slipper beberapa kali menyalahgunakan voucher taksi untuk perjalanan dinas demi kepentingan pribadi.
“Tuduhan atas dua kasus itu terkait dengan pidana dan klaim yang diatur dalam hukum sipil,” kata Slipper dan pernyataan yang dilontarkan usai perjalanan dari Amerika Serikat, 22 April 2012.
“Sebagaimana yang saya yakini, maka pantas bila saya tidak menjalankan tugas sebagai ketua parlemen hingga penyelidikan selesai,” ujar Slipper. Namun, politisi berusia 62 itu menyatakan tetap bekerja sebagai anggota parlemen.
Posisi dia sementara waktu diemban oleh Anna Burke, yang selama ini menjadi Wakil Ketua. Slipper sendiri belum setahun menjadi Ketua DPR, yang baru dia duduki 24 November 2011.
Koalisi terancam
Skandal Slipper ini turut mengganggu pemerintahan Partai Buruh pimpinan Perdana Menteri Gillard. Menurut harian The Australian, kubu oposisi sudah memperingatkan Gillard agar tidak menunjuk Slipper sebagai Ketua DPR.
Bagi oposisi dari Partai Liberal, Slipper sudah lama bermasalah dan dianggap pengkhianat yang membelot dari kubu mereka demi mempertahankan kursi di parlemen dengan berstatus sebagai wakil independen. Dia lantas bersekutu dengan Partai Buruh, yang tidak mampu menguasai parlemen dengan jumlah suara mutlak di pemilu.
Dari 150 kursi di DPR, pemerintahan Gillard hanya unggul satu kursi dari oposisi. Ini berkat dukungan dari kubu independen, yang beraliansi dengan Buruh. Bila Slipper tersingkir dari DPR, ini akan membahayakan masa depan pemerintahan Gillard.
“Kami dulu ingin menyingkirkan dia dari parlemen. Namun Perdana Menteri sudah keburu memberi dia jabatan paling berpengaruh di parlemen,” kata pemimpin kubu oposisi, Tony Abbott.
sumber : http://dunia.vivanews.com