Search
Close this search box.

Salah satu majelis pengajian, di bilangan Jakarta Selatan,  kerap dipenuhi oleh para anggotanya. Tempat ini dijadikan sekretariat majelis, beberapa anggotanya berjumlah sekitar dua puluh orang, juga tinggal di sana.

Di depan sekretariat itu, terdapat sebuah neon box dengan warna dasar kuning, tertulis jelas, tempat berkumpulnya para anggotanya, anggota pengajian. Pemandangan pemuda berbaju koko dan berpeci bergerombol di sekitar tempat, umum terlihat saat

Terungkap, pimpinan majelis itu, sang Habib, ternyata tidak memboyong keluarganya ke rumah yang terletak di kawasan asri itu. Anak dan istri sang Habib lebih banyak tinggal di kawasan Bogor, Jawa Barat. Sesekali, keluarganya datang mengunjungi Habib Hasan.

Tribun, kemudian berhasil menemui salah seorang mantan pengikut Habib. Ia meminta namanya disamarkan, disebut inisialnya saja, Zs. Zs mengaku sempat tinggal di kediaman Habib Hasan cukup lama. Bertahun-tahun ia tinggal di rumah Habib Hasan berdua lantai itu. Zs, dulu, menjadikan rumah Habib Hasan sebagai rumah kedua, setelah kediamannya di kawasan Jakarta Selatan yang ditempati oleh kedua orangtuanya.

Zs mengaku, bisa tinggal di kediaman Habib Hasan, berawal saat umurnya 12 tahun. Ketika itu, ia sudah menjadi anggota majelis yang dimaksud. Singkat cerita, dalam satu kesempatan, dirinya diminta untuk menemui langsung Habib.

Zs saat itu mengaku senang. Baginya, Habib adalah seseorang yang memahami ilmu agama secara mendalam, berkharisma dan seseorang yang ia sangat kagumi. Zs mengenang saat ini adalah kesempatan langka, yang belum tentu di dapatkan setiap anggota majelis.

“Dia minta ketemu saya. Dia bilang, bangga kalau punya murid ganteng,” katanya.

Belakangan diketahui, sang Habib mengenalinya saat ia mencium tangan Habib Hasan dalam satu kesempatan. Kemudian sang Habib kembali melihat wajahnya di rekaman acara, dan meminta kepada salah seorang pengawalnya, yang kebetulan kenal dengan Zs untuk dipertemukan.

Zs kemudian mengetahui, Habib memiliki dua kamar di rumah itu. Yang terletak di lantai satu dan kamar satunya lagi, terletak di lantai dua.

Setiap kamar Habib Hasan, dilengkapi dengan kamar mandi. Di kamar Habib di lantai satu, Zs menceritakan, terdapat sebuah monitor untuk menyaksikan semua kegiatan yang direkam melalui kamera CCTV. Di kamar itupula disimpan server untuk menyimpan gambar CCTV.

Zs mengingat betul kamar Habib. Di kamar itulah Zs berterus terang kepada tribun, Habib Hasan yang ia kaguminya melakukan tindakan cabul kepadanya.

“Di kamar itu bertahun-tahun Habib mencabuli saya,” aku Zs.

 

Di Penismu Banyak Setan

Suatu malam, Zs diminta untuk datang ke kamar Habib Hasan untuk memijat. Setelah selesai memijat, sang Habib kemudian merayu Zs dengan mengatakan, banyak setan di tubuh Zs yang kala itu masih berusia remaja. Zs mempercayainya begitu saja.

Habib kemudian menempelkan tangannya ke dada Zs, lalu sang Habib kembali menarik tangannya buru-buru, seolah baru saja menyentuh tungku panas. Kembali hal itu dilakukan sang habib, menempelkan tangannya ke dada Zs, kali ini lebih lama dari percoban yang pertama. Tangannya pun perlahan turun ke bawah, sambil terus mengatakan kepada Zs, banyak setan di tubuhnya, hingga akhirnya menyentuh kemaluan Zs.

“Nah disini (penis) ini paling banyak setannya, kalau tidak dikeluarkan nanti bisa gawat syahwatnya,” kata Zs mengulangi perkataan sang Habib.

Zs terdiam sesaat. Tanpa curiga, ia mengiyakan pernyataan pemimpin majelis yang anggotanya mencapai ribuan orang itu. Namun malam itu, sang Habib tidak melecehkannya.

Dua minggu setelah kejadian itu, Zs kepada tribun, mengaku menhubungi sang Habib. Habib kemudian bertanya kepada Zs apakah berkenan mengeluarkan setan-setan penghuni neraka dari tubuhnya. Zs menyanggupi, memenuhi tawaran sang Habib.

Di kamar yang sama, Zs pun diminta untuk menangalkan pakaiannya. Selain itu ia juga diminta unuk mempercayai sang Habib, dan tidak berfikir buruk atas apapun yang dilakukan sang Habib, dengan dalih bahwa sang Habib adalah seseorang yang diberi kelebihan oleh tuhan, dan dapat memberi pengaruh positif kepada Zs.

Tangan sang Habib menyentuh dada telanjang Zs, lalu menuliskan “Nurul Musthofa” dalam huruf arab. Lalu tangan sang murid diminta untuk memegang pergelanan tangan Habib Hasan, memejamkan mata, dan memperingati anak itu, bahwa dirinya bisa menerawang, dan membaca kata hati seseorang.

Seusai menuliskan kalimat di dada Zs, tangan sang Habib terus turun ke bawah, kembali hingga menyentuh alat kelaminnya. Zs pun curiga, dan dalam hati mempertanyakan perbuatan sang Habib.

“Tiba-tiba dia bilang, tuh kan pikirannya macem-macem, dia tahu, akhirnya saya diam saja,” tuturnya. Tangan Habibpun tersus menyentuh penis muridnya, hingga akhirnya tangan Habib Hasan melakukan onani terhadap penis muridnya itu, hingga akhirnya Zs pun ejakulasi.

“Saya diminta untuk tidak cerita ke siapa-siapa, karena kalau saya cerita, dia bilang umur dia akan berkurang, dia kan keramat,” ujar Zs.

Setelah bertahun-tahun mengalami pelecehan yang sama, dan mengetahui sejumlah teman baiknya juga mengalami hal serupa, sejak pertengahan tahun lalu Zs memutuskan hengkang dari Majelis itu. Ia juga memutuskan untuk tidak diam, dengan melaporkan kasus itu kepada pihak yang berwajib.

Sementara itu, Sandy Arifin, pengacara Habib Hasan, saat dihubungi Tribun mengaku tengah sibuk, dan belum bisa berkomentar mengenai perkambangan kasus sang Habib.

Sumber : http://jakarta.tribunnews.com

Cerita Lain

Majalah Gatra.  berhasil memperolah copy perbincangan via inbox Facebook “H” dengan akun “Mengemis Do’a Kalian” dengan salah salah satu muridnya. Mereka menggunakan kode-kode alay yang dipakai. Misalnya, “H” mengajak “spg”, “dicolein”, membawa “vcd beef”, minta “ditelen”, “yg hot ok”, atau “musti hebat mainnya”. Pesan lain mengisyaratkan permintaan murid “beraksi” berdua di depan “H”.

“Kami disuruh mijitin, Setelah memijit kaki, Saya disuruh nyium bibirnya, nelen ludahnya, dan nyium dadanya,” tutur Mamat.

Parahnya, “H” meminta diperlakukan bagaikan pacar Mamat dan mengklaim itu sebagai wewenang “wali”.

“Lampiasin semua nafsu ente ke ane kalau ente mau dijaga nafsunya sama ane,” kata “H”, Mamat menirukan perkataan “H”.

“Ini hal wali. Ane melakukan ini buat ngeredam nafsu ente supaya nggak liar,”.ujar “H” ditirukan Mamat.

Mamat yang sudah keluar dari NM, pada 2011 saat kasus pelecehan “H” meledak, Mamat tak dapat membendung lagi ingin mengungkapkan masalah yang ia pernah alami, yang ternyata adik kandungnya pun, sebut saja Andi (19) juga menjadi korban “H”.

Mamat bercerita bahwa adiknya dicabuli pada saat berusia 13 tahun. Mamat becerita bahwa adiknya disuruh mencumbu Habib “H”,

“Adik saya disuruh cium bibir, nelen ludah, gigit lidah, kemaluannya dipegang-pegangin,” ungkap Mamat. Kepada korban lainnya, perilaku Hasan lebih buas. Hasan sampai melakukan sodomi dan oral sex.

“Kalau oral, sampai ada gaya 69 segala,” ujar Mamat, dikutip Gatra. Hal itu membuat Mamat sangat marah dan geram kepada “H”.

Ternyata, “H” cukup royal kepada korban-korbannya. Mereka diberi uang “tips” sekitar Rp 50.000,00 sampai Rp 700.000,00, malahan ada juga yang dikasih telepon seluler.

Menurut Mamat, doktrin pencabulan itu disampaikan secara pribadi, bukan di pengajian terbuka. Jadi terlihat si Habib “H” “bersih dan mempesona”.

Namun sebelum ini, kedok si “H” pernah terbongkar, karena ada korban yang melapor kepada keluarganya, tapi selesai dengan cara kekeluargaan.

“H” mengaku kepada Mamat bahwa tindakan cabulnya itu sudah berhenti setelah menikah. Tetapi ternyata, aksi cabul “H” berlanjut pada 2004. Dan korban terbanyak adalah para remaja yang tinggal di rumah “H” di gang Kahfi, Jagakarsa, untuk membantu operasional NM.

Saat diwawancarai Gatra, Para korban mengaku bahwa mereka seperti dicuci otak, mereka ingin keluar dan tidak menikmati “aksi hot” dengan “H”, tetapi mereka seperti “terikat” dan mereka juga mengaku diintimidasi.

Korban-korban “H” mengatakan bahwa mereka tertipu mata karena melihat “H” memiliki ribuan murid.

“H” mendoktrin aksi cabul itu secara pribadi, bukan di depan pengajian umum, membuat ribuan muridnya merasa bahwa “H” adalah Habib yang shalih nan mempesona.

Sumber : http://arrahmah.com