Liputan6.com, Baghdad: Irak seolah tak pernah sepi dari aksi kekerasan. Kali ini bukan soal peledakan bom atau penembakan antara tentara dengan kaum radikal. Kasus pembunuhan terhadap kaum gay kian marak. Kelompok HAM setempat menyatakan sebanyak 58 orang gay tewas dalam waktu enam pekan terakhir.
Kasus terakhir adalah tewasnya seorang pemuda bernama Emo yang tewas secara tragis. Emo dikabarkan dipukuli tentara hingga mati.
Sementara itu AP edisi Senin (12/3) menulis bahwa aksi pembunuhan tersebut dilakukan oleh militan Syiah di Kota Baghdad. Kelompok ini mengecam keras adanya hubungan sesama jenis di Irak. Kabar yang beredar, mereka telah mencatat alamat 33 orang target pembunuhan.
“Kami peringatkan kepada laki-laki dan wanita yang berhubungan sesama jenis agar menghentikan aksi tak hubungan sejenis. Jika tidak, maka laknat Allah akan kami antarkan kepada Anda,” kata kelompok tersebut.
Kasus ini kembali mengingatkan kasus pembunuhan gay yang sempat mencuat pada tahun 2009 silam. Irak yang didominasi oleh umat islam konservatif menolak secara tegas hubungan sesama jenis. Meski ditindak keras oleh badan kemanusiaan Human Rights Watch yang bermarkas di New York, pemerintah dan masyarakat tidak menindak lebih jauh kasus ini ke pengadilan. Setiap kasus yang ada, selalu ditutupi dan dibiarkan lewat begitu saja.
Beda Irak, lain pula di Iran. Emo (singkatan dari Emotional) adalah kelompok pemuda pecinta musik rock alternatif. Komunitas mereka identik dengan pakaian hitam berambut mohawk. Mereka tak identik dengan kaum gay, mungkin hanya ada beberapa saja. Tapi di Irak, kelompok ini identik dengan gay. (AP/Vin)
sumber : http://berita.liputan6.com