PC Air banjir pujian karena menawarkan kesempatan kerja orang-orang transgender.
BANGKOK, Jaringnews.com – “Aku tidak pernah mendengar sebelumnya tentang hal itu,” kata seorang penumpang PC Air Thailand bernama Bay. “Mereka terlihat sangat indah dan mereka benar-benar seksi. Itu cukup keren,” imbuhnya menanggapi kebijakan maskapai penerbangan PC Air Thailand mempekerjakan 4 pramugari transgender.
Ia berpendapat bahwa Thailand memang memiliki budaya toleransi pada isu-isu orientasi seksual dan gender seperti waria yang diyakini memiliki “seks ketiga” itu. Meski demikian, tetap ada saja kelompok-kelompok konservatif yang merasa sulit untuk menerima keberadaan mereka. Beberapa keluarga yang mengetahui orientasi anaknya ke arah “seks ketiga” ini biasa mengirim anak mereka ke biara agar “terdidik” dan berjuang untuk lepas dari orientasi transeksual.
“Dalam hati kecil saya selalu ingin menjadi seorang pramugari tapi saya sedang menunggu kesempatan,” kata Chayathisa Nakmai yang berusia 24. Tapi sampai sekarang setiap maskapai hanya terbuka untuk pria dan wanita. Waria tidak diterima. Inisiatif PC Air ini dsambut beberapa aktivis dengan sukacita. PC Air banjir pujian karena menawarkan kesempatan kerja orang-orang transgender.
“Perusahaan telah membantu mempromosikan citra positif waria Thailand,” ungkap advokat transgender Prempreeda Pramoj Na Ayutthaya. PC Air saat ini memiliki tiga pesawat dan akan mengoperasikan penerbangan carter dari Bangkok ke Hong Kong dan tujuan Asia lainnya.
Bos perusahaan Peter Chan merasa bangga bisa menjadi “pelopor”. Dia menyangkal ada niat untuk menggunakan kru transeksual sebagai taktik pemasaran dan alasan memikat dengan “hati” dan “hak asasi manusia” untuk membenarkan kebijakan tersebut.
“Tidak pernah tentang uang,” kata pria eksentrik berusia 48 tahun itu.
Mew yang menjalani operasi ganti kelamin dua tahun lalu ini berharap bahwa maskapai lain akan mengikuti jejak perusahaan PC Air.
“Mungkin di masa depan,” katanya, “Semua transladies, semua waria bisa mendapatkan pekerjaan seperti pramugari atau menjadi perdana menteri.”
Sementara itu Yollada Krerkkong Suanyot, Presiden Thailand TransFemale Asosiasi, sangat menyayangkan pada sikap dan reaksi masyarakat yang selama ini menganggap kaum waria sebagai lelucon.(Deb / Deb)
sumber : http://jaringnews.com