Search
Close this search box.

Pada hari minggu, 17 april 2011 team  ourvoice baru saja mengukir sejarah baru dalam karier berorganisasinya. Untuk pertama kalinya Ourvoice melakukan Rencana Strategi (renstra) di ruang alisyahbana 2 P4TK “Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa”, Srengseng sawah jakarta selatan.

Dengan dibantu direktur Aliansi Sumut Bersatu (ASB), Veriyanto Sitohang yang berperan sebagai fasilitator. Serta kehadiran delapan kontributor dari Jakarta dan bandung plus Lia Teriona yang membantu notulensi, membuat renstra perdana ini semakin kaya akan masukan dari berbagai kalangan, tidak hanya team ourvoice, tetapi juga dari komunitas aktivis LGBT dan individu diluar organisasi.

Di hari pertama team Ourvoice merefleksikan hasil kinerjanya yang selama ini dilakukan dan ternyata masih banyak terjadi kekekurangan. Masing-masing peserta diminta untuk membuat pandangannya tentang ourvoice yang di tuangkan dalam bentuk gambar. Donny Suryono PSH , Aktivis LGBT yang juga bekerja untuk issue pluralism menggambarkan Ourvoice bagai Sapu lidi. Yang awalnya hanya seorang Hartoyo sebagai sebuah lidi kemudian menjelma menjadi sapu yang dapat menghapuskan stigma dan diskriminasi tanpa merusak tatanan yang ada.

Di hari kedua team Ourvoice semakin di pusingkan dengan pembuatan sistem pengorganisasian, sumberdaya serta rencana program untuk tiga tahun kedepan. Di hari terakhir mendapat masukan berharga dari Firli yang menyarankan agar struktur keanggotaan yang dibuat Ourvoice nantinya berbentuk cair dan tidak konvensional.

Renstra ini juga dihadiri oleh beberapa mitra ourvoice yang selalu mendukung setiap kegiantan ourvoice. Diantaranya Firliana Purwanti (Hivos), Aditya Wardhana (IAC), Oldri Mukuan (IPPI), Bp Inang (KPAN), Arie (OPSI), Iman Rachman (ABIASA) dan Prodita K. Sabarini (Jakarta Post). Mereka melontarkan beberapa pertanyaan dan masukkan untuk kemajuan langkah Ourvoice.

Oldri Mukuan mengatakan Ourvoice adalah gerakan LGBTIQ yang “Tambada” kalau dalam bahasa orang medan. “Setiap demo pasti eksis. Setiap ada masalah, kasus entah yang dari icha pasti ourvoice ada. Jadi kalau mendengar ourvoice pasti terkenal dengan militansinya.” Berbeda dengan Aditya Wardhana yang berinisiatif untuk bersama-sama berjuang mencapai visi misi yang akan dijalankan baik oleh IAC maupun oleh Ourvoice.

Dengan terciptanya Renstra 2011, ourvoice akan melaksanakan beban yang lebih berat lagi dalam kegiatan-kegiatan kedepan. Semoga saja dengan kegiatan ourvoice kedepan dapat membuat pergerakan LGBT menjadi lebih baik. Oleh sebab itu, kami membutuhkan dukungan yang sebesar-besarnya yang tidak hanya muncul dari Komunitas LGBT tetapi juga Jaringan dan masyarakat umum untuk membongkar berbagai macam tindak diskriminatif terhadap LGBT.

Penulis: Rikky