Pemimpin Datang dan Pergi; Kaum Gay akan Selalu Ada

Suarakita.org- Di tengah panasnya, ketegangan dan kampanye hitam yang terkadang parah, selama pemilihan presiden (pilpres), ada satu momen menyentuh pada saat debat presiden kedua tanggal 15 Juni yang lalu.

Memangkas Imajinasi Adalah Dosa Terbesar Orde Baru

Suarakita.org- Budaya sudah hampir mati, dibunuh secara sistemik ungkap Radhar Panca Dahana pembicara dalam acara diskusi “Anak Muda Bicara Budaya”, Kamis 19 Juni 2014, di Universitas Indonesia.

The New York State Assembly Larang Gay Conversion Therapy

Suarakita.org- Gay conversion therapy atau disebut juga reparative therapy adalah usaha untuk mengubah orientasi seksual seseorang dari homoseksual menjadi heteroseksual. Senin 16 Juni 2014, The New York State Assembly (Dewan Legislatif New York –red) mengesahkan larangan gay conversion therapy

Surat Untuk Tuhan

Suarakita.org- Tuhan, Saya enggak tahu sebenarnya apa yang terjadi pada diri saya. Setiap membuka mata di pagi hari, saya selalu merasa ketakutan. Ketakutan itu bertambah ketika saya harus mandi, melihat tubuh saya tanpa sehelai benang pun. Kenapa tubuh saya seperti ini? Meskipun saya terlahir memiliki tubuh yang lengkap tanpa cacat. Tapi, ketakutan itu selalu menghantui saya. Ya! saya takut pada kenyataan bahwa saya terlahir dengan tubuh perempuan.

Bani Risset: Apa Yang Dipake Itu Untuk Menekan Rasa Sakit

Suarakita.org- Oslo 31 August, sebuah film asal Norwegia menjadi tontonan dalam pemutaran film dan diskusi pada Minggu 8 Mei 2014 di Sekretariat Suara Kita, Jakarta. Film ini menceritakan kisan Anders (Anders Lie) yang berjuang untuk memulihkan kecanduannya terhadap narkotika. Dalam kesempatan ini Suara Kita mengundang Bani Risset, Aktivis Indonesian Aids Coallition (IAC) yang juga mantan pecandu narkotika sebagai pembicara.

Penelitian Bertema Seksualitas Dengan Komitmen Pada Etika dan Kesetaraan

Suarakita.org- Ketertarikan saya untuk memperdalam dan aktif dalam bidang jender dan seksualitas dimulai dari tugas kuliah pada saat saya menjadi mahasiswa program pra-magister Antropologi di Universitas Amsterdam. Meskipun saya telah mempelajari metode penelitian kualitatif sejak masa perkuliahan program Sarjana di Universitas Indonesia dulu, saya belum pernah secara intensif mendalami peran saya sebagai peneliti dan memperhatikan secara refleksif hubungan saya pada teman-teman (interlocutor) saya di lapangan.