
[Cerpen] Rumah Baru
Oleh: Sebastian Partogi* Suarakita.org – “Dan terberkatilah rumah baru ini… Aaargh! Aargh! Tolooong! Tolooong!” pendeta Gabriel berlari kesana kemari keliling
Oleh: Sebastian Partogi* Suarakita.org – “Dan terberkatilah rumah baru ini… Aaargh! Aargh! Tolooong! Tolooong!” pendeta Gabriel berlari kesana kemari keliling
Oleh: Imam Ocean* Aku menemukan tubuhnya berlumur darah tepat di depan pintu. Terkulai lemas memucat hangat. Aku panik. Siapa gerangan
Suarakita.org – Namaku lelaki. Setidaknya itu yang dihadiahkan orang-orang padaku. Nama ialah doa. Menjadi tangguh dan pemberani. Gagah dan superior. Segalanya begitu melekat, erat sejak mataku menghirup dunia. Dunia yang membiakkan pendoa-(tak ubahnya)-pendosa.
SuaraKita.org – Pernahkah terpikirkan dalam benakmu untuk sedikit saja merasakan kebahagiaan? Kebahagiaan yang tentu saja tidak hanya secepat air mani yang berlalu. Kebahagiaan yang durasinya bisa dikatakan lama. Kebahagiaan yang menurutku adalah kebahagiaan yang sejati. Aku menyebutnya kebahagiaan plateau.
Di pinggiran sungai, aku adalah perempuan paling bahagia, berjalan riang gembira seperti peri-peri centil yang keberadaannya hanya diakui oleh beberapa manusia. Aku akan terus mewarnai malam. Akan terus mendiami duniaku sampai ibuku tersayang memahami jiwaku bukanlah untuk membelah kayu dan membalik tanah.
Secara perlahan, matanya terasa panas. Lagu “I’m Not the Only One” yang disenandungkan oleh Sam Smith, menyergap telinganya. Lalu, pria
uara aplikasi pencari cintaku akhirnya berbunyi lagi. Sudah dua hari tidak ada yang menyapaku disana. Aneh. Padahal aku sudah gunakan foto yang paling keren. Foto yang menampakkan diri selepas fitnes.
Suarakita.org–Pada suatu hari, Ben mendapati dirinya takut untuk pergi ke sekolah barunya. Padahal baru hitungan hari Ben bersekolah disana, namun dia sudah tidak merasa betah lagi.