[PUISI] SESAKRAL SENTUHANMU, HAWA
Suarakita.org- Sesakral sentuhanmu, Hawa. Jantung kita beradu. Menabuhkan degub serupa genderang pengiring tarian Kita, menari dalam letupan percik api yang menjadi bara. Membakar kita dalam hasrat sarat kelembutan, yang tak pernah bisa kaum Adam tawarkan
[CERPEN] Pertemuan Di Ujung Bahagia

Suarakita.org- Seperti biasa, jika hatiku sedang gundah, hal yang mampu mengobatinya hanya berbaur dengan alam. Sama seperti sore ini, aku prustasi setelah didepak dari kantorku hanya melakukan sebuah kesalahan kecil. Perlakuan bosku sungguh tidak adil bagiku. Bagaimana tidak, aku yang sudah mengabdikan diri di kantor itu selama lima tahun, dengan mudahnya bisa ditendang keluar hanya karena kesalahan kecil pada penyusunan satu laporan yang tidak penting-penting amat.
[CERPEN] Lesbian Lipstick

Suarakita.org- Setelah Linda beranjak pergi. Aku memikirkan sesuatu. ‘Lesbian Lipstick’. Apakah benar bisa seperti itu? Apakah benar hanya sebuah percobaan belaka? Apakah benar hanya keinginan sementara?
[PUISI] Kecebong
Suarakita.org- Pikiranku berlari, menghempas tanah lalu membumbung tinggi. Tapi dalam sekejap ia membawaku kembali. Ke dalam kesadaran yang ingin aku tinggalkan. Aku berada dalam rengkuhan, makhluk besar yang menjijikkan. Ia merintih… Ia mengerang…
[CERPEN] Fetus
Suarakita.org- Selimut empuk ini menjadi tempatku tinggal. Hampir dua puluh delapan minggu aku berdekatan denganmu hingga bisa kudengar detak jantungmu. Sesekali aku mencandaimu dengan menggerakkan kaki mungilku. Lalu akan kudengar suaramu yang muntah-muntah hebat. Dan kumiringkan kepalaku ke kiri maka perutmu pun akan membusung ke kiri.
[CERPEN] Sang Liyan -Uncensored-

Suarakita.org- Senin, 13 Juli 2003, pukul 6:30 pagi. Hari pertama masuk sekolah. Lorong-lorong serta ruangan kelas SMP Katolik Bunda Maria riuh rendah oleh murid-murid yang bahagia karena dapat berkumpul dengan teman-teman mereka kembali setelah dua minggu penuh menikmati liburan antar semester.
[CERPEN]: Menjemput Ibu di Surga. Oleh: Kupret el-Kazhiem

Suarakita.org- Ada anak bertanya pada bapaknya … penggalan lirik lagu itu biasanya berkumandang saat Ramadhan. Kadang pelantunnya diundang tampil di televisi
[CERPEN]: Bunga Tabur

Suarakita.org- Tanahnya masih basah, namun sudah tidak ada orang-orang disini. Belum ada juga batu nisan, namanya masih tertulis disebuah papan kayu.