Ourvoice.or.id– Menurut yayasan amal Save The Children, satu dari tiga anak Suriah dipukuli, ditendang, atau ditembak selama dua tahun konflik berdarah di negara itu.
Saba Mubaslat dari Yayasan Save The Children berbicara kepada VOA dari Amman ibukota Yordania. Pengungsi Suriah telah membanjiri perbatasan Yordania dan negara-negara tetangga lainnya, banyak yang tinggal di kamp-kamp yang tersebar dan penuh sesak.
Mubaslat menggambarkan bagaimana ia menyaksikan anak-anak itu ketika mereka tiba dengan bis di Zataari, kamp terbesar di Yordania. Ia mengatakan, “Kami melihat wajah-wajah yang tanpa ekspresi sama sekali. Anak-anak tidak tahu bagaimana bereaksi atas realita baru mereka. Mereka kehilangan segalanya. Meninggalkan semuanya, rumah, tempat bermain, sekolah, teman-teman, kerabat dan datang ke tempat yang baru yang disebut “kamp” sangat menakutkan bagi anak-anak.”
Laporan yayasan itu diterbitkan hari Rabu, merujuk penelitian yang dilakukan oleh Universitas Bahcesehir di Turki.
Laporan itu mengatakan anak-anak menjadi sasaran. Anak laki-laki, katanya, digunakan oleh kelompok bersenjata sebagai tukang angkut, tameng, dan sebagian anak perempuan dinikahkan dini untuk melindungi mereka dari kekerasan seksual.
Mubaslat mengatakan, banyak anak yang tiba di kamp-kamp tampak trauma. Ia menggambarkan seorang anak yang tidak bisa berbicara untuk menggambarkan pengalamannya. “Satu-satunya cara anak itu, mengekspresikan tragedi adalah dengan terus menggambar senjata dan mayat-mayat berdarah di seluruh halaman itu, sangat menyedihkan melihatnya dari seorang anak yang baru berusia enam tahun,” paparnya.
Laporan yayasan itu mengatakan anak-anak di Suriah terus berisiko kekurangan gizi, menderita penyakit, dan trauma.
Laporan terpisah yang dikeluarkan oleh Dana Anak-anak PBB (UNICEF) hari Selasa juga menekankan nasib anak-anak dalam konflik di Suriah.
Laporan itu mengatakan hampir separuh dari empat juta orang yang memerlukan bantuan di Suriah berusia di bawah 18 tahun. Lima ratus ribu lebih adalah anak balita.
UNICEF memperkirakan satu dari setiap lima sekolah di Suriah hancur atau digunakan oleh orang-orang yang mengungsi sebagai tempat perlindungan.
Save the Children ingin Dewan Keaamanan PBB mendukung rencana untuk mengakhiri kekerasan dan memastikan anak-anak di seluruh Suriah mendapat bantuan kemanusiaan.
Save the Children menyusun laporannya yang berjudul “Childhood Under Fire” untuk menandai dua tahun sejak konflik Suriah dimulai.
Sumber : voaindonesia.com