Search
Close this search box.

Ourvoice.or.id. Devon merasa dirinya adalah perempuan yang terjebak dalam tubuh laki-laki. Dia pun mengubah dirinya berdandan seperti perempuan. Tanpa membuka identitasnya yang sebenarnya, Devon yang memiliki wajah cantik berhasil menyabet gelar Homecoming Queen.

“Aku menang ratu kecantikan dan buatku itu adalah hari terbaik dalam hidupku,” ungkap Devon seperti dikutip Daily Mail.

Transgender 19 tahun ini berbagi kisahnya bagaimana dia merasa seharusnya terlahir sebagai perempuan dalam wawancara dengan Katie Couric. Devon mengatakan dia belum pernah secara terbuka bicara soal keinginannya menjadi transgender. Namun kini dia mau terang-terangan karena suatu alasan.

“Aku mau terbuka sekarang. Seandainya saja aku bisa membantu gadis muda atau keluarga untuk menerimanya dan mencintainya dan membantunya melalui masa transisi, itu sangat berarti untukku,” ujar Devon.

Devon ini menyadari dirinya sebenarnya berada dalam tubuh yang salah semenjak dia masih anak-anak. Sejak sudah bisa bicara, kata Devon, dia selalu bilang ke orangtuanya kalau dirinya adalah anak perempuan.

“Aku meminta pada orangtuaku agar mereka merelakanku menjadi aku yang sebenarnya. Menjalani hidup bersama ayahku selalu penuh perjuangan,” katanya lagi.

Ayah Devon yang menolak disebutkan identitasnya menceritakan bagaimana berat dirinya untuk menerima kenyataan tersebut. Fakta bahwa anak laki-lakinya ingin menjadi anak perempuan dan tidak akan pernah membuat sang anak memakai seragam anak laki-laki sulit diterimanya.

“Aku selalu merasa, kamu anak laki-laki, kamu tidak bisa melakukan ini. Dan itu selalu membuatnya menangis,” tutur sang ayah. Butuh waktu lama hingga akhirnya ayah Devon bisa menerima keadaan putranya.

Saat Devon berusia 12 tahun, kedua orangtuanya berhasil bertemu dengan dokter yang menspesialisasikan diri dalam dunia transgender remaja dan pertukaran hormon. Devon pun mulai menjalani terapi hormon. Selama dua tahun dia mengonsumsi obat yang bisa menghentikan hormon prianya. Dia kemudian mendapat suntikan oestrogen dan medroxyprogesteron.

Setelah dua tahun perubahan mulai tampak dalam diri Devon. Rambutnya tampak seperti wanita dan suaranya pun melembut. “Ini menjadi bagian penting dari transisiku untuk mengonsumsi hormon ini dan mendapatkan fisik seperti wanita,” tutur Devon.

Perubahan itu membuat Devon memasuki masa sekolah menenangah dengan lebih menyenangkan. Dia tidak membuka identitasnya sebagai transgender. Dia pun bisa menjalani aktivitas sebagai wanita seperti ikut kelas balet.

“Aku bisa memakai bikini saat berenang. Hal-hal sederhana yang dilakukan para gadis tanpa harus bersusah payah,” ujarnya.

Tak hanya itu saja, Devon pun mulai mendapat perhatian dari para pria. Dia berkencan dengan beberapa pria yang mendekatinya. Saat sang pria tahu kalau Devon ternyata pria juga, mereka kaget tapi reaksi atas keterkejutan itu lebih positif.

“Mereka benar-benar tidak percaya pada awalnya. Mereka bukannya mengatakan kenapa aku tidak mengungkapkannya sejak awal, tapi lebih kepada ucapan seperti ‘aku tidak percaya, tidak mungkin kamu terlahir sebagai pria,” kisah Devon yang berambut panjang.

Devon kini berencana menjalani operasi ganti kelamin agar transisinya menjadi wanita bisa sempurna. Namun karena biayanya cukup mahal, dia tidak terlalu terburu-buru untuk melakukannya. (eny/eny)

Sumber :wolipop.detik.com