Search
Close this search box.
Ilustrasi : instinctmagazine.com

Ourvoice.or.id. Pendiri Pondok Pesantren ‘Senin-Kamis’ Khusus Waria, Maryani (53), mengutuk keras siapapun yang tega melakukan pembunuhan terhadap salah satu waria yang biasa mengamen di Proliman, tepatnya sebelah barat kompleks objek wisata Candi Prambanan, Sleman, DIY.

“Saya berharap polisi adil dengan mengusut tuntas siapa-pun pelakunya agar segera ditangkap. Itu bukan hanya pembunuhan, saya melihat sudah pembunuhan berencana disertai perampasan,” kata Maryani saat dikonfirmasi Okezone, Minggu (17/2/2013).

Selain melakukan pembunuhan, pelaku juga merampas harta benda milik korban seperti dompet berisi uang, handphone, dan sepeda motor Yamaha Mio. Korban diketahui bernama Eko Slamet yang lebih akrab disapa Mita (33), warga Titang, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah.

Maryani bersama puluhan waria yang ada di Yogyakarta mengaku sedih dengan insiden yang dialami rekannya tersebut. Waria yang mengadopsi anak perempuan ini mengaku, baru pulang melayat dari rumah duka yang ada di wilayah Klaten, Jawa Tengah.

“Saya baru sampai rumah ini, tadi almarhum dikebumikan pukul 11.00 siang,” imbuh Maryani yang tinggal dalam Ponpes Waria di Notoyudan Rt 85/24 Pringgokusuman, Gedongtengen, Yogyakarta.

Pendiri Ponpes Waria sejak 8 Juni 2008 itu berharap, supaya proses hukum ditegakkan tanpa membedakan status. Pasalnya, dia merasakan publik masih banyak yang memandang sebelah mata tentang keberadaan waria di masyarakat.

“Kami sebagai waria memang merasakan dibeda-bedakan, tetapi dengan kasus yang menimpa ini kami berharap diusut tuntas dengan menangkap pelakunya,” jelasnya.

Maryani mengaku tidak mengetahui siapa yang diduga kuat melakukan pembunuhan. Dia menyerahkan pengusutan kepada pihak kepolisian setempat.

“Mbak Meta (korban) ini kan biasanya mengamen di Proliman, Prambanan sana. Saya tadi juga berpesan agar rekan-rekannya memberikan informasi ke polisi jika mengetahui orang yang diduga sebagai pelakunya,” jelasnya.

Secara personal, lanjutnya, Maryani mengaku tidak terlaku dekat dengan korban. Tetapi, dia pernah bertemu di beberapa tempat berbeda dengan agenda acara yang beragam. “Saya kenal dengan korban, cuma enggak deket. Dia biasanya di wilayah Prambanan sana,” pungkasnya. (kem)

Sumber : jogja.okezone.com