Ourvoice.or.id. Seekor singa betina di Okavango Delta, Botswana, disisihkan kelompoknya. Singa betina ini disebut “transgender” karena belum jelas jenis kelaminnya. Ia memiliki karakteristik fisik sebagai singa jantan dan betina.
Umumnya, hanya singa jantan yang memiliki surai (rambut lebat di sekitar wajah dan dada). Namun, singa berkelamin betina ini memiliki surai di sekitar wajahnya. Hal ini diperkirakan membuatnya disisihkan singa-singa lain selama bertahun-tahun.
Diperkirakan, masalah keseimbangan hormon adalah penyebab tubuhnya memproduksi surai-surai tersebut.
Anomali ini kemungkinan terjadi ketika sang singa masih berupa embrio. Kemungkinan, kala itu terjadi gangguan dalam perkembangan saat pembuahan atau di kandungan.
Luke Hunter, presiden konservasi singa grup Panthera mengatakan, kemungkinan terbesar, singa semacam ini mandul namun mampu bertahan hidup.
Awalnya, kata Hunter, singa ini disisihkan teman-temannya, namun saat ini sudah ada beberapa singa yang mau mendekat kepadanya. Karena pada dasarnya, ia bisa menjadi aset bagi kelompoknya. Ia dilihat sebagai singa jantan oleh sebagian singa lain, dan kemungkinan berfisik lebih kuat, jadi bisa melindungi teman-temannya.
“Akan sangat menarik bila ternyata ia berlaku seperti singa lelaki. Dua singa betina lain dari Serengeti, yang tampak luarnya seperti singa perempuan karena tak memiliki surai, namun memiliki tubuh seukuran singa jantan, pernah menantang dan bergelut dengan singa lelaki untuk mengklaim teritori, karena mereka kira dirinya jantan,” kata Hunter, dikutip dari National Geographic.