Saat berkunjung ke sebuah tempat hiburan yang berada di salah satu sudut kota Jakarta, saya berencana untuk mendokumentasikan kegiatan liburan bersama pasangan (baca: gay). Namun pasangan saya menolak dengan alasan, “ini ruang publik… “ Saya pribadi menganggap hal itu adalah sesuatu yang biasa-biasa saja. Namun pasangan saya merasa hal ini adalah sesuatu yang memalukan, sepasang gay berfoto mesra di tempat umum. Dari kejadian tadi, akhirnya saya mencoba merefleksikan atas fungsi foto bersama pasangan bagi heteroseksual dan homoseksual.
Video maupun gambar foto merupakan salah satu media untuk mendokumentasikan suatu kejadian dimana kita berada, peristiwa dimana kita bersama dan kejadian-kejadian penting dari kehidupan kita. Bagi pasangan heteroseksual, mendokumentasikan diri mereka dengan pasangan saat bergandengan tangan, naik sepeda bersama, saling merangkul atau berciuman masih dianggap layak oleh publik dan dirasa wajar. Bahkan dinilai sebagai hal yang romantis. Sedangkan bagi lelaki dengan lelaki, hal ini menjadi pertanyaan besar di mata masyarakat.
Contohnya saja saat beberapa waktu lalu, sempat beredar foto mesra perancang busana kondang Indonesia, Adjie Notonegoro dengan Mudji Massaid di media. Publik menjadi geger atas gambar-gambar tersebut. Berbagai wartawan memburu mereka berdua untuk dijadikan bahan berita gosip, dan tayangan televisi yang menyajikan berita infotainment pasti gencar menayangkan atas kejelasan informasi tersebut.
Foto mesra pasangan homoseksual bisa menjadi alat bukti yang menyebabkan mereka dikucilkan dari masyarakat. Seperti menjadi bahan pergunjingan teman-teman sekolah, teman-teman kerja hingga pengusiran oleh anggota keluarga. Hal yang lebih tragis sempat dialami oleh seorang mahasiswa asal New Jersey, Amerika Serikat. Dimana, Tyler Clementy, nama mahasiswa tersebut melakukan tindakan bunuh diri pada bulan Desember 2010 lalu setelah video mesra dengan kekasih prianya tersebar.
Padahal kalau kita refleksikan, apa yang menjadi masalah terhadap foto mesra pasangan gay dengan foto mesra pasangan hetero? Apakah dengan beredarnya foto tersebut akan mengganggu perekonomian keluarga kita? Kenapa masyarakat begitu heboh atas kemunculan pasangan laki-laki yang mungkin saja belum tentu berpasangan atau homoseksual?
Ya… homoseksual di Indonesia masih dianggap tidak lazim, masih sedikitnya informasi akan homoseksual, kelompok agamapun masih banyak yang menentang LGBT (Lesbian, Gay Biseksual dan Transjender). Di sisi lain dengan adanya dokumentasi foto ataupun video, kelompok LGBT bisa menunjukkan kekerasan yang mereka alami.
Bagi saya tidak ada yang salah dengan foto mesra, jika hal tersebut bukanlah suatu perselingkuhan yang merugikan salah satu pihak. Semoga saja dengan semakin banyaknya kita menginformasikan pendidikan keberagaman seksualitas dan jender. Ke depan, publik akan semakin sadar kalau foto-foto mesra homoseksual ataupun heteroseksual bukanlah hal yang menghebohkan ataupun dikategorikan sebagai aib. Karena foto mesra hanyalah dokumentasi atas rasa sayang kita kepada orang yang kita cintai.
(Penulis: Rikky M.F. / Our Voice)