Search
Close this search box.

Pendeta kelahiran Malaysia Ngeo Boon Lin (kiri) dan pasangannya keturunan Afrika Amerika Phineas Newborn III, menyelenggarakan pesta pernikahan di Malaysia, akhir pekan lalu. Pernikahan gay ini disebut-sebut yang pertama di Malaysia (sumber: AFP)
Pendeta kelahiran Malaysia Ngeo Boon Lin (kiri) dan pasangannya keturunan Afrika Amerika Phineas Newborn III, menyelenggarakan pesta pernikahan di Malaysia, akhir pekan lalu. Pernikahan gay ini disebut-sebut yang pertama di Malaysia (sumber: AFP)
Seorang pendeta gay yang menikahi pacarnya, seorang produser musik di New York tahun lalu, memenuhi janjinya untuk menyelenggarakan pesta perkawinan di negara asalnya, Malaysia. Pesta pernikahan ini disebut-sebut yang pertama dilakukan di negara yang mayoritas beragama Islam.

Lelaki kelahiran Malaysia itu Ngeo Boon Lin dan suaminya Afro Amerika, Phineas Newborn III, menyelenggarakan resepsi secara tertutup pada akhir pekan lalu. Dalam pesta perkawinan yang dihadiri sekitar 200 tamu undangan itu, pasangan tersebut berciuman.

Beberapa wartawan dari media berbahasa Mandarin menghadiri pesta itu, namun mereka tidak memberitakannya sampai acara yang diisi juga dengan karaoke itu, selesai.

Pasangan itu berisiko menerima murka pemerintah, yang telah melarang festival gay, dan menghukum polisi yang dituduh melakukan sodomi.

Malaysia menyatakan bahwa homoseksual tidak mempunyai tempat di negara itu. “Kami sangat bersyukur telah membuat catatan sejarah di Malaysia,” kata Newborn.

Ngeo, adalah lelaki keturunan China, menjadi pendeta dan tinggal di Amerika Serikat sejak tahun 1998. Saat menikah dengan Newborn pada Agustus tahun lalu, dia dikecam pejabat dan kelompok agama di Malaysia. Meskipun Ngeo adalah seorang Kristen, namun menteri urusan Islam mengatakan pernikahan itu  memicu tindak ekstrimis diantara 28 juta penduduk negara itu. Dua pertiga penduduk Malaysia adalah etnis Melayu, beragama Islam.

Surat kabar milik pemerintah telah memperingatkan Ngeo untuk tidak menyelenggarakan pesta pernikahan di Malaysia. Namun musim panas tahun ini, pasangan yang berusia 40 tahun itu terbang ke Malaysia, selama beberapa hari.

Keduanya mengundang ibu Ngeo, teman, mantan kolega, teman sekolah untuk menghadiri pesta yang diselenggarakan secara tradisi China. “Hak saya untuk merayakan kegembiraan ini dengan orang-orang yang saya peduli,” kata Ngeo kepada Associated Press.

“Pemerintah ribut, kalangan konservatif agama bising, namun mereka tidak diterima dan tidak diundang disini.”

Pemerintah Malaysia masih belum bereaksi atas pesta pernikahan pada hari Sabtu itu. Pesta ini diselenggrakan sebulan setelah Perdana Menteri Najib razak mengatakan bahwa gay, lesbian, transeksual adalah bagian dari budaya yang menyimpang, dan tidak mempunyai tempat di negaranya.

Sebagian besar gay Malaysia bisa bebas dari tindakan pemerintah, dan Undang-undang yang menyebutkan hukuman 20 tahun bagi pelaku sodomi, jarang diterapkan.

Kasus paling populer hanya diterapkan pada mantan deputi perdana menteri Anwar Ibrahim, yang dituduh mensodomi pembantu dekatnya.Namun Anwar menyebut kasus itu penuh bermuatan politik.

Penulis: AP/ Entin Supriati/beritasatu.com