Search
Close this search box.

sumber foto: twitter @johnnyddavidson

SuaraKita.org – Sebuah laporan penelitian baru yang dibuat oleh Pusat Etika Olahraga Kanada menunjukkan bahwa atlet transpuan tidak memiliki keunggulan inheren dibandingkan rekan cisgender mereka dalam olahraga terkemuka.

Penelitian  tersebut mencakup ikhtisar penelitian 2011-2021 tentang temuan medis utama, efek testosteron pada tubuh, sejarah kategori gender dalam olahraga, mitos tentang atlet trans, dan kisah diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan trans.

Penelitian yang dikutip menunjukkan bahwa transpuan telah dilarang berkompetisi olahraga berdasarkan penelitian palsu dan kebijakan transfobia. Disimpulkan bahwa ada “bukti kuat” yang menyatakan bahwa “kebijakan olahraga elit dibuat dalam norma budaya transmisoginis, misoginis, rasis, dan geopolitik”.

Pada tahun lalu, beberapa badan olahraga telah membuat keputusan untuk melarang atlet trans dari olahraga terkemuka, bahkan setelah Komite Olimpiade Internasional (IOC) memperbarui kebijakannya tentang atlet trans untuk mengklarifikasi bahwa tidak boleh ada anggapan bahwa perempuan trans memiliki keuntungan otomatis dalam olahraga ketika bersaing dengan wanita cisgender.

Saat mengumumkan larangan ini, liga olahraga sering mengutip klaim bahwa tubuh yang mengalami pubertas laki-laki membawa keuntungan tertentu seperti peningkatan ukuran paru-paru dan kepadatan tulang, tetapi literatur ilmiah tidak menemukan bukti yang menunjukkan bahwa faktor-faktor ini memberikan keuntungan.

Seperti yang diuraikan dalam laporan baru ini, faktor sosial seperti nutrisi dan pelatihan memainkan peran yang jauh lebih besar.

Baru-baru ini, Persatuan Rugby Skotlandia mengumumkan bahwa mereka akan melarang atlet transpuan untuk berpartisipasi dalam rugby dalam kompetisi rugby perempuan mulai 1 Februari 2023.

Saat mengumumkan keputusan mereka, Persatuan Rugby Skotlandia mengklaim bahwa mereka “… hanya memberlakukan pembatasan kelayakan berdasarkan panduan yang diberikan,” tetapi laporan baru ini menunjukkan bahwa transpuan telah menjadi sasaran yang tidak adil.

Demikian pula pada Agustus 2022, Persatuan Rugby Irlandia (IRFU) melarang atlet transpuan untuk berkompetisi, dengan keputusan yang diambil “berdasarkan bukti medis dan ilmiah dan sejalan dengan panduan World Rugby”.

Kebijakan ini diterapkan meskipun hanya dua atlet transpuan yang terdaftar dalam rugby perempuan di Republik Irlandia. (R.A.W)

Laporan penelitian dapat diunduh pada tautan berikut:

[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2023/01/transgenderwomenathletesandelitesport-ascientificreview-e-final.pdf”]

Sumber:

GCN