Search
Close this search box.

LGBT dalam Ragam Pandangan Agama

Oleh: Hartoyo

SuaraKita.org – Dukungan pemimpin Katolik pada LGBT,  sebagai agama terbesar di dunia sudah saya prediksi sebelumnya.  Bahwa dinamika pandangan agama,  dalam hal ini Katolik pasti tidak tunggal.  

Ada dinamika dialog di dalamnya, ada Paus yang pro LGBT tapi ada juga Paus konservatif.  Begitu pula di level Kardinal,  Romo sampai umat.  Semua wacananya tidak tunggal, ada perdebatan dialog disana sini, pro, menolak LGBT.  

Apa yang terjadi di Katolik juga terjadi di agama manapun.  Tidak ada pandangan tunggal dalam agama apapun yang dipahami pemimpin agama maupun umatnya.  Termasuk pada isu LGBT. 

PGI, sebuah wadah organisasi terbesar gereja Protestan pernah secara formal mengeluarkan surat pastoral yang isinya: seruan menghentikan diskriminasi pada kelompok LGBT.  

Walau secara umum anggota Majelis di PGI menyetujui tetapi tidak semua Sinode, gereja anggota PGI dan umatnya secara otomatis juga setuju. Ada pergolakan dan terjadi diantara mereka.  Baik di level sesama pendeta maupun umat. Dialog perbedaan itulah menunjukkan kedewasaan umat beragama dalam melihat perbedaan.  

Perbedaan pandangan dalam satu isu memang sejak dulu terus terjadi dalam sejarah agama-agama.   

Menurut seorang pendeta,  Johan Kristiantoro yang dituliskan dalam komentar facebooknya,  dahulu gereja juga mendukung perbudakan, perburuan penyihir (witch-hunting), Nazi, apartheid (pemisahan ras) namun pada akhirnya mereka menyadari kesalahannya dan bertobat.

Siapa tahu pada masa yang akan datang gereja yang mendukung homofobia bertobat dan berubah menjadi pendukung LGBT 

Maka jika kita berpikir bahwa pemahaman agama pada satu isu hari A, maka tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti akan menjadi B atau C.  

Bahkan harus kita akui, ada doktrin agama dari sebagian pihak menghalalkan pembunuhan sebagai jalan Tuhan.  Misalnya pemahaman teroris dari kelompok Islam yang meyakini membunuh sesuatu jalan Syahid. Surga balasannya.  

Maka saya sering tertawa sendiri,  kalau ada orang yakin sekali bahwa pandangan agama soal LGBT sudah final.  Haram dan dosa,  di semua agama.  

Padahal sikap Paus dan sikap PGI membuktikan bahwa pandangan agama tidak tunggal.  Jadi anggapan bahwa LGBT sudah final sebagai dosa pada semua agama,  asumsi itu jelas salah besar.  

Begitu juga dalam Islam.  Walau Islam cenderung lebih “lambat” dalam kajian soal LGBT,  tapi bukan berarti tidak ada dinamika dialog.  Dipastikan ada warna yang mulai beragam soal tafsir LGBT dalam Islam.  

Jika ada ulama atau umat Islam menyatakan LGBT sudah final sebagai haram/dosa. Dipastikan mereka orang-orang yang kurang belajar sejarah agama-agama,  atau sederhananya kurang jauh mainnya.

Maka kesetaraan dan keadilan hak LGBT di agama manapun,  itu hanya tinggal waktu.  Pasti saatnya akan tiba. Dalam agama apapun.  

Apalagi menurut saya, tidak ada justifikasi secara rasional yang dapat membolehkan pelanggengan marginalisasi LGBT sebagai sesuatu yang dibenarkan. 

Selamat Datang Masa Pencerahan Agama-Agama. 

Wisma atlet Kemayoran

Referensi

https://pgi.or.id/pernyataan-pastoral-tentang-lgbt/