Search
Close this search box.

Kaum homofobia di Asia memfitnah bahwa gay adalah produk barat dan gaya hidup masa kini. Faktanya, gay sudah ada sejak zaman purba. Bukti sejarah tertua soal cinta gay ditemukan di MESIR, negara Islam yang kini menindas kaum homoseksual dengan hukuman penjara atau cambuk.

Khnumhotep dan Niankhkhnum adalah sepasang gay yang mengabdikan hidup mereka pada kerajaan Mesir Kuno. Mereka digelari Manicurists (ahli manikur) Fir’aun Niuserre ~ dinasti kelima sekitar 2400 SM.

Lukisan modern Niankhkhnum dan Khnumhotep, karya Eshto - ditemukan di situs Deviant Art
Lukisan modern Niankhkhnum dan Khnumhotep, karya Eshto - ditemukan di situs Deviant Art

Secara formal, Mesir Kuno tidak pernah mengharamkan hubungan homoseksual. Kaum gay tidak akan dihukum mati atau dipenjara hanya gara-gara berhomoseks. Seks bukan hal yang tabu. Bahkan dalam legenda Mesir, alam semesta tercipta gara-gara dewa Ra bermasturbasi! Mesir Kuno pun punya legenda dewa-dewa gay! Tapi praktek penyembahan dewa di Mesir erat kaitannya dengan kesuburan. Karena sepasang gay tak bisa beranak, otomatis gay dianggap tidak subur. Maka dari itu, homoseksualitas masih dipandang miring di era itu, tapi tidak diharamkan.

Rakyat jelata masih “diperbolehkan” berhomoseks tapi para pejabat (terutama Fir’aun) sangat pantang menjadi gay karena mereka merupakan simbol negara dan religi yang berakar dari kesuburan. Namun ditemukan bukti sejarah tentang seorang Fir’aun bernama Akhenaten (1350 SM) yang menjalin hubungan rahasia homoseksual dengan Jendral Smenkhkare. Juga ada kisah percintaan gay antara Fir’aun Neferkare (Pepi II) dan Jendral Sisene/Sasenet.

Kaum gay Mesir Kuno berlaku seperti kaum gay Indonesia modern. Mereka punya kekasih gay dan partner gay seks. Tapi belakangan mereka juga menikahi lawan jenis dan beranak. Meski demikian, hubungan cinta homoseksual mereka tetap terjalin. Bedanya dengan gay Indonesia modern, gay Mesir kuno malah berani memproklamasikan cinta gay mereka dalam kubur, seperti kasus Khnumhotep dan Niankhkhnum!

Makam

Makam Khnumhotep dan Niankhkhnum ditemukan oleh ahli Mesir bernama Ahmed Moussa di Kota Kematian (Necropolis) di Saqqara, pada tahun 1964. Penemuan itu tidak disengaja karena Ahmed saat itu sedang menggali piramid Fir’aun Unas. Dugaan bahwa

Mastaba Niankhkhnum dan Khnumhotep
Mastaba Niankhkhnum dan Khnumhotep

Khnumhotep dan Niankhkhnum itu pasangan gay dikarenakan makam mereka adalah makam satu-satunya yang punya lukisan dua pria dalam posisi intim! Hal ini didukung oleh nama mereka: Niankhkhnum berarti “dipersatukan dalam kehidupan” dan Khnumhotep berarti “dipersatukan dalam kematian”. Kalau kedua nama disatukan, artinya “sehidup semati.”Logikanya, pria heteroseksual mana yang mau sehidup dan semati dengan pria lain???

Dalam makam mereka, banyak lukisan yang menggambarkan mereka berdua. Ada lukisan di mana keduanya dihibur para penari. Ada pula lukisan di mana keduanya sedang mengawasi proses pemakaman. Namun lukisan yang paling heboh adalah lukisan intim mereka.

Khnumhotep dan Niankhkhnum dilukis berdiri berdampingan dengan tangan saling memegang. Hidung mereka saling bersentuhan. Dalam tradisi Mesir Kuno, ciuman hidung merupakan ciuman yang sangat intim dan erotis. Logikanya, tidak mungkin keduanya itu heteroseksual. Bahkan kalau pun mereka kakak-adik, mana ada kakak-adik yang saling berciuman secara intim?

Nampaknya homofobia pun ada di era Mesir Kuno. Fir’aun Unas entah kenapa, sengaja membangun makamnya di atas makam Khnumhotep dan Niankhkhnum. Sebagian besar makam Khnumhotep dan Niankhkhnum dihancurkan. Makam Khnumhotep dan Niankhkhnum saat ini adalah hasil rekonstruksi modern. Untungnya, lukisan-lukisan di dalam makam tetap awet.

Nuansa homo-erotik sangat kental di dalam makam ini. Bahkan di pintu masuk mastaba, ada kolom besar yang menggambarkan Niankhkhnum di sisi kiri dan Khnumhotep di sisi kanan.

Niankhkhnum dan Khnumhotep saling berpelukan mesra, ditemani keluarga masing-masing
Niankhkhnum dan Khnumhotep saling berpelukan mesra, ditemani keluarga masing-masing

Homoseksualitas Khnumhotep dan Niankhkhnum masih ditentang oleh para arkeolog homofobia, meski jelas-jelas homoseksualitas ada dalam legenda kedewaan Mesir Kuno. Fakta ini yang mati-matian ditolak kaum homofobia yang jijik membayangkan ada aksi homoseks di tanah Mesir (yang kini merupakan negara Islam). Kaum homofobia memaksa bahwa Khnumhotep dan Niankhkhnum bukan pasangan gay, melainkan kakak-adik heteroseksual. Diteorikan mereka berdua adalah putra dari Khabaw-khufu dan Rewedzawes. Dari lukisan makam, mereka nampak punya 3 saudara: Titi, Nefernisut, dan Kahersetef. Juga diteorikan mereka punya 3 saudari juga: Neferhotep-hewetherew, Mehewet dan Ptah-heseten.

Istri Niankhkhnum bernama Khentikawes. Putranya bernama Hem-re, Qed-unas and dan Khnumhezewef. Juga punya 3 putri Hemet-re, Khewiten-re dan Nebet. Bahkan dia punya 1 cucu: Irin-akheti (anak dari Hem-re dan istrinya, Tjeset).

Khnumhotep juga punya istri bernama Khenut. Dia punya 5 putra: Ptahshepses, Ptahneferkhu, Kaizebi, Khnumheswef dan Niankhkhnum Junior (yang dinamai seperti ‘pamannya’).

Namun, bercermin dari kehidupan mayoritas pria gay Indonesia yang menikahi wanita (karena malu dan karena paksaan masyarakat) tapi tetap berhomoseks, sangat mungkin kalau Khnumhotep dan Niankhkhnum adalah pasangan gay yang beristri. Jadi, hanya karena keduanya beranak cucu, tak berarti mereka bukan homoseksual. Itu mitos sesat yang terjadi juga gara-gara kaum homofobia yang memaksa gay untuk menikahi lawan jenis.

sumber : http://id.gayclopedia.wikia.com