Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Menurut penelitian yang dipublikasikan di JAMA Psychiatry, mereka yang menjalani upaya konversi identitas gender lebih mungkin mengalami pikiran untuk bunuh diri dalam 12 bulan terakhir atau tekanan mental yang parah pada bulan sebelumnya.

“Salah satu temuan paling mengkhawatirkan dari penelitian ini adalah hubungan antara paparan upaya konversi identitas gender selama masa kanak-kanak dan peningkatan empat kali lipat peluang upaya bunuh diri seumur hidup,” kata pemimpin penelitian Jack Turban, seorang peneliti di Massachusetts General Hospital. “Ini penting karena beberapa ahli terus mengadvokasi upaya konversi identitas gender untuk anak-anak.”

Para peneliti menarik data dari Survei Transgender di Amerika tahun 2015 dengan peserta lebih dari 27.000 orang transgender.

Sekitar 71 persen melaporkan telah berbicara dengan terapis atau penasihat agama tentang identitas gender mereka. 20 persen lainnya mengatakan mereka didorong untuk pindah ke cisgender.

Mereka menemukan orang dewasa transgender yang menerima upaya terapi konversi lebih awal dari usia 10 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mencoba bunuh diri sepanjang hidup mereka daripada yang lain. Penelitian terbaru lainnya yang diterbitkan oleh para peneliti yang sama menunjukkan lebih dari 13 persen orang transgender telah menjalani beberapa bentuk konseling konversi gender dari seorang terapis atau pemuka agama.

Upaya bunuh diri secara keseluruhan di antara orang-orang transgender yang belum pernah menjalani terapi konversi juga tetap tinggi.

“Kami berharap temuan kami berkontribusi pada upaya legislatif yang sedang berlangsung untuk melarang upaya konversi identitas gender,” kata Jack Turban. (R.A.W)

Hasil penelitian dapat diunduh pada tautan berikut:

[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2019/09/Association-Between-Recalled-Exposure-to-Gender-Identity-Conversion-Efforts-and-Psychological-Distress-and-Suicide-Attempts-Among-Transgender-Adults.pdf”]

Sumber:

UPI

Jama