Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Seorang transgender perempuan asal Malaysia telah ditunjuk sebagai Konsultan Kesehatan Transgender oleh Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM).

Aktivis transgender Zara Medina akan mewakili komunitas transgender di Malaysia pada Country Coordinating Mechanism (CCM). Zara menerima mandat untuk bertugas selama dua tahun, dari tahun 2019 sampai 2021.

Malaysia melawan HIV dan AIDS

CMM adalah komite nasional yang akan mengajukan proposal dana pada Global Fund dalam rangka memerangi AIDS, Tuberkulosis dan Malaria, tentunya di negara terkait.

Komite nasional ini juga mencakup perwakilan dari pemerintah, sektor swasta, mitra terkait, dan anggota komunitas yang menderita penyakit tersebut.

Sejak pembentukannya pada tahun 2009, CMM Malaysia bertujuan untuk mengatasi isu HIV dan AIDS. Menurut data tahun 2016, ada 99.338 lelaki yang positif HIV dan 12.578 perempuan yang positif HIV di Malaysia.

Trans perempuan di Malaysia

25 anggota yang akan hadir pada CMM adalah lembaga pemerintah, LSM, akademisi dan perwakilan masyarakat yang terkait dengan isu tersebut. Transgender termasuk yang terakhir.

Zara Medina adalah pemenang kontes ajang kecantikan bagi transgender perempuan, IKON TW. CMM memutuskan untuk memilih Zara supaya ia dapat mengadvokasikan kesehatan yang lebih baik bagi para anggota komunitas transgender.

“Saya ingin berterimakasih kepada seluruh anggota komunitas dan followers saya yang telah mendukung saya sejak awal proses pemilihan sampai hari penunjukkan saya,” tulisnya setelah pengangkatan dirinya menjadi konsultan kesehatan bagi transgender di Malaysia.

Ia kemudian menambahkan, “Tanpa kepercayaan dari kalian semua, saya tidak mungkin mengemban tanggung jawab ini. Saya akan melakukan yang terbaik untuk kita semua.”

Penunjukkan Zara menimbulkan perdebatan

Walaupun Zara Medina mendapatkan dukungan yang besar dari masyarakat, penunjukkannya mengakibatkan banyak perdebatan di Malaysia. Banyak masyarakat yang menentang keputusan CMM dan mengkambinghitamkan pemerintah yang baru.

“Ini semua tidak ada hubungannya dengan pemerintah yang baru,” balas Zara di laman Facebook nya. Sebelumnya sudah pernah ada jabatan bagi transgender perempuan sejak jaman pemerintahan Datuk Seri Najib Razak (Perdana Menteri Malaysia ke-6 yang menjabat pada tahun 2009 sampai 2018),” tambahnya.

“Tolong pahami dulu persoalannya, jangan langsung menyimpulkan tanpa mengerti apa-apa.” (K.O)

Sumber:

GSN