Search
Close this search box.


SuaraKita.org – Orang transgender di Cina telah melakukan operasi yang mengancam jiwa pada diri mereka sendiri ketika hukum yang ketat membatasi akses mereka ke layanan kesehatan.

Transgender yang menghendaki operasi penyesuaian kelamin di Cina harus berusia lebih dari 20 tahun, belum menikah dan dapat membuktikan bahwa keluarga mereka menyetujui perawatan, berapapun usia mereka.

Mereka juga harus menjalani terapi psikologis selama setahun sebelum operasi untuk menunjukkan bahwa mereka menginginkan operasi selama lima tahun “tanpa riwayat keraguan.”

Diskriminasi terhadap komunitas transgender masih tersebar luas di Cina.

Sebuah laporan dari kelompok hak asasi manusia Amnesty menyatakan bahwa mayoritas orang di negara ini, termasuk dokter, memandang transgender sebagai “penyakit” yang perlu disembuhkan.

Akibatnya, orang-orang transgender yang tidak dapat mengakses pengobatan telah mencoba melakukan operasi yang mengancam jiwa pada diri mereka sendiri.

Dalam laporan Amnesty, sebuah sumber anonim mengatakan dia berusia awal 20-an ketika dia tidak dapat mendapatkan izin keluarganya – jadi dia mencoba mengoperasi dirinya sendiri.

Dia mengatakan dia pertama kali mencoba meletakkan es pada alat kelamin lelakinya untuk “menghentikan fungsinya,” kemudian memesan operasi ke dokter di pasar gelap, namun dokter tersebut ditangkap sebelum melakukan operasi padanya.

Kemudian dia memutuskan ingin melepas kemaluan lelakinya dan mencoba melakukan operasi sendiri.

Dia berkata: “Saya sangat senang dan takut. Saya takut karena saya berdarah sangat parah – saya bisa mati. ”

“Saya juga takut karena saya masih akan mati sebagai lelaki karena saya hanya melakukan sebagian dari operasi.”

Setelah upaya yang gagal, kata sumber itu, dia menutupi lukanya yang berdarah dengan setumpuk kertas tisu dan naik taksi ke rumah sakit setempat.

Dokter yang merawatnya kemudian setuju untuk berbohong kepada keluarganya dan mengatakan bahwa dia mengalami kecelakaan.

Banyak orang di Cina berada dalam situasi yang sama dan menghadapi hambatan yang menakutkan sebelum mengajukan permohonan operasi afirmasi gender.

Kebanyakan lelaki dan perempuan transgender tidak dapat memperoleh persetujuan dari keluarga mereka untuk operasi karena stigma yang sudah berakar sejak lama.

Dalam kasus lain, orang transgender beralih ke pengobatan mandiri, memburu perawatan hormon berbahaya di pasar gelap dalam upaya mengubah tubuh mereka.

Transgender lain yang diwawancarai dalam laporan itu mengatakan dia mendapatkan obat hormon secara ilegal dan mulai mengobati sendiri dalam dosis besar yang berbahaya ketika dia kesulitan untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Banyak orang Cina dilaporkan bepergian ke Thailand untuk melakukan operasi kelamin yang mereka inginkan. (R.A.W)

Laporan penelitian dapat diunduh pada tautan berikut:

[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2019/05/I-NEED-MY-PARENTS-CONSENT-TO-BE-MYSELF.pdf”]

Sumber:

Amnesty

NYP