SuaraKita.org – Murid di Nova Scotia, Kanada akan segera ditawari opsi gender ketiga di sekolah.
Saat ini, program komputer yang digunakan di sekolah Nova Scotia hanya merekam jenis kelamin murid, bukan identitas gender mereka. Namun, akhir bulan ini, kategori ‘jenis kelamin’ akan diganti dengan ‘gender’ Hal ini memungkinkan murid untuk memilih M untuk lelaki, F untuk perempuan, atau X jika mereka non-biner atau gender cair.
Murid tidak perlu mengubah identitas gender mereka secara hukum untuk meminta perubahan di sekolah.
‘Lingkungan belajar yang aman dan inklusif sangat penting untuk keterlibatan dan keberhasilan anak-anak dan remaja di sekolah,’ catatan yang dikirim kepada orang tua oleh Departemen Pendidikan pekan lalu berbunyi . ‘Ketika mereka merasa divalidasi, ditegaskan dan aman, kemampuan mereka untuk belajar meningkat secara signifikan.’
Murid di kelas 7 hingga 12 dapat meminta pengubahan penanda gender untuk diri mereka sendiri secara mandiri. Anak-anak di prasekolah hingga kelas 6 akan membutuhkan izin orang tua untuk melakukannya. Jika ada perbedaan pendapat antara orang tua dan murid, ‘sekolah akan membuat keputusan yang paling sedikit menyebabkan kerugian pada murid,’ kata catatan itu.
“Saya pikir ini adalah perubahan besar bagi sejumlah besar murid kami di seluruh provinsi,” kata Joanne Syms, Konsultan Sekolah Aman & Inklusif untuk Departemen Pendidikan.
Kate Shewan, direktur eksekutif organisasi advokasi LGBT, Youth Project, setuju dengan pendapat itu.
“Apa pun yang akan membantu murid merasa lebih inklusif dalam sekolah, saya pikir akan menguntungkan lingkungan belajar,” katanya.
Kate Shewan telah melihat banyak kasus murid mengalami kesalahan klasifikasi atau deadnaming (perbuatan melecehkan nama yang dipilih oleh minoritas gender dan mempublikasikan nama lahir mereka dg tujuan untuk menghina) di kelas. Ini umumnya terjadi pada guru pengganti yang mengacu pada daftar hadir resmi. Situasi ini dapat menyebabkan banyak kesulitan bagi murid trans. Dalam beberapa kasus, mereka bahkan dapat menimbulkan risiko keselamatan.
‘Murid trans sering menjadi korban pelecehan dan kekerasan. Jadi ketika identitasnya dibuka sebagai trans dapat membuat murid melakukan tindakan semacam itu, ‘ Kate Shewan menjelaskan.
Hanley Smith, murid kelas 11, adalah salah satu contohnya. Perubahan ini sekarang berarti bahwa Hanley Smith tidak perlu menjelaskan identitas gender mereka setiap kali mereka bertemu guru baru.
“Itu berarti bahwa saya tidak perlu khawatir tentang apakah seorang guru akan menerima saya ketika saya harus memberi tahu mereka secara langsung siapa saya,” katanya. “Perubahan adalah sesuatu yang bukan hanya aku, tetapi banyak orang telah berjuang sejak kita masih kecil.”
“Ini adalah salah satu cara terbaik yang telah kita lakukan untuk melawan ketidaktahuan.” (R.A.W)
Sumber: