SuaraKita.org – Sebuah penelitian baru yang diterbitkan oleh Women’s Media Center dan BBC America mengungkapkan perlunya superhero yang lebih beragam di media.
Berjudul Superpowering Girls , laporan penelitian ini menggambarkan efek positif dari superhero dan karakter perempuan dalam program fiksi ilmiah untuk anak perempuan berusia 10-19 tahun.
Mereka mewwancarai 2.431 peserta pada 3-10 Agustus lalu. Peserta termasuk anak perempuan dan anak lelaki berusia 10-14 dan 15-19, serta orang tua anak perempuan dan anak lelaki berusia 5-9 tahun.
“Media memberi tahu tentang peran kita di masyarakat,” tulis laporan itu. “Penelitian ini memberitahu kita siapa dan akan menjadi apa kita. Penelitian ini membingkai, menafsirkan dan memperkuat kebijakan dan politik kita. Penelitian ini memberitahu kita siapa yang memiliki kekuatan dan siapa yang penting. ‘
Temuan-temuan
Untuk memulai, laporan tersebut menemukan remaja perempuan merasa kurang berani dan percaya diri dibanding rekan-rekan lelaki mereka. Mereka juga kurang merasa didengarkan.
Dalam karakter perempuan, terutama superhero dan mereka yang ada di media fiksi ilmiah, digambarkan oleh 9 dari 10 perempuan sebagai panutan positif. Mereka juga menganggap karakter perempuan lebih kuat daripada karakter lelaki (70% banding 60%) dan juga lebih pintar (70% banding 42%).
Karakter ini menginspirasi beberapa sifat positif pada anak perempuan:
84% mengatakan mereka membuat mereka merasa kuat
81% mengatakan mereka merasa lebih berani
80% mengatakan karakter menginspirasi kepercayaan pada mereka
77% juga mengatakan mereka merasa terinspirasi
75% melaporkan lebih banyak hal positif
74% mengatakan karakter memotivasi mereka
85% perempuan yang berusia 10-19 menginginkan lebih banyak superhero dan karakter perempuan dalam fiksi ilmiah, sementara 88% orang tua anak perempuan berusia 5-9 menginginkan representasi yang lebih baik. Ada juga mayoritas di antara anak lelaki berusia 10-19 (69%) dan orang tua dari anak lelaki berusia 5-9 (75%).
Untuk pertama kalinya, Doctor Who memiliki seorang dokter perempuan. Dalam penelitian ini, 81% anak perempuan yang menjawab karakter Dokter Jodie Whittaker membuat mereka merasa seperti bisa melakukan apa saja.
Ras juga merupakan masalah representasi yang dibutuhkan untuk orang-orang.
Hampir 3 dari 10 peserta berkulit hitam memasukkan Black Panther sebagai salah satu pahlawan favorit mereka, dibandingkan dengan hanya 6% dari peserta dari ras lain.
Lebih lanjut, 83% anak perempuan kulit hitam dan 82% anak lelaki kulit hitam ingin melihat lebih banyak karakter yang terlihat seperti mereka. Hal yang sama berlaku untuk remaja Latinx (78% dan 74%).
Apa artinya ini untuk representasi LGBT?
Hasilnya menunjukkan ketika anak-anak melihat diri mereka tercermin di layar, terutama dalam kapasitas heroik, ada efek positif.
Mengingat ada konotasi positif antara gender dan representasi ras, kemungkinan akan ada tema serupa untuk representasi LGBT.
Remaja LGBT menderita hal-hal seperti pikiran-pikiran untuk bunuh diri, kecemasan dan perasaan tidak aman yang lebih besar dari teman sebaya mereka yang heteroseksual.
Lebih banyak perwakilan di media bisa menjadi langkah maju yang baik bagi remaja LGBT, seperti halnya bagi orang lain.(R.A.W)
Laporan penelitian Superpowering Girls dapat diunduh pada tautan berikut:
[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2018/10/Superpowering-Girls-Female-Representation-in-the-SciFi-Superhero-Genre.pdf”]
Sumber: