Search
Close this search box.
Mr. C (tengah) di depan gedung pengadilan Guiyang Yunyan. dok: Common Language

SuaraKita.org – Pengadilan China telah mempertahankan keputusan mereka yang mendukung seorang transgender lelaki yang menuntut bekas tempatnya bekerja karena diduga melakukan diskriminasi terhadapnya. Dikatakan bahwa perusahaan seharusnya tidak memperlakukan pekerja secara berbeda berdasarkan identitas dan ekspresi gender mereka.

Dikenal sebagai “Mr. C ” penggugat lahir sebagai perempuan tapi mengidentifikasikan dirinya sebagai lelaki. Dia dipecat setelah bekerja selama lebih dari seminggu di sebuah pusat kesehatan bernama Ciming Checkup di provinsi barat daya Guizhou.

Penggugat memenangkan kasus tersebut terhadap Ciming Checkup pada Januari 2017 – kasus pemecatan pertama yang tidak adil di China. Namun, pengadilan tidak menemukan bukti bahwa dia dipecat karena diskriminasi terhadap individu transgender.

Pada saat itu, pengadilan Guiyang Yunyan memerintahkan perusahaan tersebut untuk membayar gaji sebesar 843 Yuan dan juga kompensasi 1.500 Yuan.

Mr. C telah menyatakan bahwa dia tidak menuntut perusahaan tersebut demi uang, dan terus meminta permintaan maaf dari perusahaan. Dia mengatakan pada Weibo pada bulan Agustus lalu bahwa dia telah mengajukan banding ke Pengadilan Guiyang atas keputusan pengadilan distrik tersebut.

Tidak ada permintaan maaf

Pengadilan akan mengeluarkan keputusan banding dalam beberapa hari dan putusan tersebut dikeluarkan pada hari Minggu lalu. Secara total, perusahaan harus membayar Mr. C sekitar 4.000 Yuan, namun tidak perlu mengeluarkan permintaan maaf secara publik kepadanya.

Menurut sebuah kutipan putusan yang diunggah oleh LSM LGBT Common Language, yang telah mengikuti kasus ini, pengadilan tersebut mengatakan: “Identitas gender dan ekspresi gender individu berada dalam perlindungan hak pribadi secara umum, setiap orang harus menghormati hak orang lain atas identitas dan ekspresi gender. “

Juga dikatakan bahwa hambatan dan diskriminasi sistemik yang menghalangi kesetaraan hak dalam pekerjaan bagi semua  harus dihapuskan, dan bahwa pengusaha yang mempraktikkan diskriminasi berbasis gender harus menanggung tanggung jawab hukum.

“Pekerja seharusnya tidak mengalami perlakuan berbeda berdasarkan identitas dan ekspresi gender mereka.”

LSM tersebut mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya sebuah pengadilan di China membuat rekomendasi seperti ini.

Pernyataan pengadilan bahwa identitas dan ekspresi gender harus dihormati “merupakan dasar yang kuat bagi berbagai kelompok gender untuk membela hak mereka atas dasar hukum di masa depan,” kata LSM tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan Radio Free Asia Mr. C mengatakan bahwa dia tidak senang karena pengadilan tidak memerintahkan perusahaan tersebut untuk meminta maaf kepadanya, namun merasa puas bahwa pengadilan tersebut merekomendasikan agar perusahaan menghormati identitas gender yang dipilih oleh seseorang.

Dia mengatakan dia berharap pihak terkait akan merancang undang-undang untuk melindungi hak-hak warga negara transgender.

“Saya belum menerima permintaan maaf sampai sekarang, yang sebenarnya berarti bahwa – dalam undang-undang – hanya ada sedikit perlindungan di daerah ini,” katanya. (R.A.W)

Sumber:

Hongkongfp