Search
Close this search box.

Kontroversi konser Lady Gaga memperlihatkan dengan jelas siapa tokoh-tokoh nasional yang pro dan yang kontra. Berikut ini pernyataan-pernyataan sejumlah tokoh nasional tentang penolakan konser Lady Gaga yang saya kumpulkan dari berbagai sumber. Tentu, di bawah ini cuma sebagian kecil saja dari para Tokoh Nasional yang pro, maupun yang kontra

MEREKA YANG PRO

1. Benny Kabur Harman, Ketua Komisi III DPR RI, anggota Partai Demokrat, MetroTV News.com, 16 Mei 2012 (fhoto : www.tempo.com)

Kita mengimbau supaya aparat kepolisian tetap memberikan izin kepada konser tersebut. Sebab itu adalah penyelenggaraan konser tingkat dunia. Kami sebagai pimpinan Komisi III DPR sangat menyayangkan apabila kepolisian tidak menyetujui permohonan itu hanya karena ancaman pihak ketiga yang belum diketahui. Orang Uzbeskistan yang jadi PSK dibuka selebar-lebarnya, sedangkan kelompok musik dunia yang hendak mengekspresikan kehebatan dan kecanggihan budayanya tidak diperbolehkan. Aneh ini. Institusi kepolisian masih menggunakan pendekatan moralistik, tetapi sarat dengan inkonsistensi

2. Tubagus Hasanuddin, Wakil Ketua Komisi 1 DPR, Tempo.com, 18 Mei 2012. (photo : news.okezone.com)

Dari segi semangat kebangsaan, insiden larangan ini menunjukkan negara telah gagal menjaga semangat pluralisme. Kepolisian semestinya memberi penilaian obyektif atas rencana pergelaran konser Lady Gaga. Polri profesional dan terbebas dari tekanan kelompok mana pun

3. Priyo Budi Santoso, Wakil Ketua DPR RI, Partai Golongan Karya (Golkar), 21 Mei 2012. (photo : beritakawanua.com)

Melarang konser itu adalah hal yang nggak masuk akal. Negara kita bukan Negara Tirai Bambu. Saya kira, kalau (ditolak) begitu, malah jadi kampanye yang nggak elok. Kecuali, Lady Gaga konser ke sini dengan telanjang bulat. Itu nggak boleh

4. Popong Otje Djundjunan, anggota Komisi Kebudayaan DPR, Tempo.com, 18 Mei 2012.(fhoto : facebook).

Pelarangan konser Lady Gaga berlebihan. Seharusnya masih bisa dibicarakan“.

5. Nurul Arifin, Wakil Sekretaris Jenderal Golkar, Tempo.com, 22 Mei 2012. (photo : metrotvnews.com)

Konser Lady Gaga itu cuma printilan, bukan urusan utama pemerintah. Polisi tak usah masuk ke ranah agama

6.Prof Dr. Amien Rais, mantan Ketua MPR, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN), detikcom, 23/5/2012. (photo : garutnews.com)

“Menurut saya, Lady Gaga ini kan sebagian masyarakat dianggap sebagai ekspresi seni. Kemudian dalam proses demokrasi apapun harus diberi panggung. Jadi mengapa harus dilarangMenurut saya yang mengatakan tidak setuju tidak usah meremehkan yang setuju“.

7. Imam Nachrowi, Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Tempo.com, 22 Mei 2012 (photo :mediaindonesia.com)

Lebih bahaya koruptor daripada Lady Gaga

8. Said Aqil Siradj, Ketua PBNU, 15 Mei 2012 (photo : kompas.com)

“Kalau kita mau jahat, enggak usah lihat Lady Gaga kok. Buka internet saja, segala macam ada. Bagi NU, mau ada seribu Lady Gaga, enggak akan mengubah keimanan orang NU”.

9.Herman Hery, Anggota Komisi Hukum DPR, Tempo.com, 22 Mei 2012.(photo : lensaindonesia.com)

Polisi selalu bersikap abu-abu, bertindak berdasarkan tekanan

10. Syarif Hasan Syarif Hasan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Tempo.com, 20 Mei 2012. (photo : inilah.com)

Selama dia bisa menyesuaikan dengan kultur kita, itu tak jadi soal. Hanya perlu disesuaikan khususnya dalam berbusana

11. Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta 1997-2000 & 2000-2007, Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI),Tempo.com, 20 Mei 2012. (photo : www.fajar.co.id)

“Tidak boleh ada tekanan, aparat tidak boleh terpengaruh pihak mana pun dalam mengambil keputusan

MEREKA YANG KONTRA

1.  Dede Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Barat,  Cek & Ricek, 14 Mei 2012.(photo :beritaprima.com)

“Saya enggak setuju kalau dia konser di sini, Lady Gaga cukup video klip saja. Karena masih banyak artis lain, masih ada penyanyi lain yang lebih bagus dilihat. Dan santun ketimbang Lady Gaga. Indonesia ini adalah kultur Timur. Begitu ada kultur yang berlebihan, kami sebagai pemerintah akan lebih sulit untuk mengontrol dan menjaga budaya kita

2. Taufik Kiemas, Ketua MPR RI, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP, Berita Satu, 16 Mei 2012.(photo :3citi3s.wordpress.com)

“Saya rasa polisi sudah pertimbangkan matang masalah itu. Kita kan juga punya kepribadian sendiri

Prof DR KH Syaifudin Amsir MA, Syuriah PBNU, Kompas.com, 20 Mei 2012.(photo : basaudan.wordpress.com)

Saya heran pada orang Indonesia. Sudah jelas-jelas Lady Gaga itu ditolak di banyak negara, di Indonesia kok malah mau diperbolehkan. Ketinggalan zaman. Banyak negara sudah berpemikiran maju, rakyat Indonesia kok malah meributkan soal Lady Gaga“.

4.Neta S. Pane, Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Tempo.com19 Mei 2012.(photo : mediaindonesia.com)

Jika Polri sudah menilai ada potensi pornoaksi dalam pementasan Lady Gaga, adalah tugas Polda Metro Jaya mencegah dan melarang pertunjukan tersebut. Kami berharap Polda Metro tidak ragu-ragu meskipun banyak pihak yang mengecam pelarangan tersebut“.

5.  Ricardi Adnan,sosiolog dari Universitas Indonesia, Republika Online, 22 Mei 2012 (photo : ui.ac.id)

Kalau sudah berkali-kali diekspos pasti terpengaruh. Seperti iklan minuman saat olahraga. Agar mengurangi spiritualismenya selama ini. Ketika menjadi idola dan panutan, maka pikiran dan panutannya akan menjadi rujukan

6.Asrorun Niam Sholeh, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kapan Lagi.com, 22 Mei 2012.(photo : vivanews.com)

“Yang saya ketahui, promotor pertunjukan melalui ‘media relationnya’ menegaskan, pembelian tiket untuk pelajar boleh dicicil setengah harga. Ini jelas demoralisasi anak bangsa. Alih-alih memberikan hiburan justru menjerumuskan anak pada budaya hedonis. Ini bertentangan dengan perlindungan anak yang kita bangun. Konser tersebut akan mengoyak ketahanan kita sebagai bangsa, dan bertentangan dengan prinsip perlindungan anak. Konser ini jauh lebih banyak madaratnya bagi anak bangsa“.

7. Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden RI, Tribun News.com, 23 Mei 2012. (photo : http:indonesiaweekend.blogspot.com)

“Ini artis ditolak dimana-mana. Diprotes umat Islam, dan di luar negeri diprotes umat Kristen. Ini jadi masalah, karena dua agama protes dia. Jadi semua pihak berpikir rasional dengan penolakan Lady Gaga dimana-mana”

8. KH Hasyim Muzadi, Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang dan Depok, Suara News.com, 21 Mei 2012. (photo : sukses-berkah.com)

Inilah yang tercermin dari polemik Lady Gaga. Sebagian yang merasa tokoh agama pun bergaya western untuk memastikan keintelekannya dan humanismenya. Kalau yang membela Lady Gaga berdasarkan HAM, bagaimana kalau yang menentang juga berdasarkan HAM untuk menentang? Karena menentang pun juga HAM kan? Ingat, membela normapun punya HAM

9. Suryadharma Ali, Menteri Agama, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), 23 Mei 2012. (photo : okezone.com)

Saya memang sudah memberikan surat rekomendasi kepada Kapolri yang isinya agar Polri tidak memberikan izin penyelenggaraan konser Lady Gaga di Jakarta. Saya tetap menolak dan berharap penolakan ini diperhatikan oleh pihak Polri. Dalam hal ini kan sudah ada rujukan, yakni UU Pornografi. Bagaimanapun, penampilan Lady Gaga tetap tidak sesuai dengan budaya, sistem dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia“.

sumber : http://sosok.kompasiana.com