Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau telah meminta maaf atas penganiayaan selama puluhan tahun terhadap individu-individu gay dan biseksual Kanada .

Perdana Menteri Kanada, yang berbicara di House of Commons di Ottawa pada hari Selasa lalu, menebus “peran Kanada dalam penindasan sistemik, kriminalisasi, dan kekerasan” yang disebabkan oleh program pemerintah yang diskriminatif

Selama rentang lebih dari 30 tahun, puluhan ribu orang yang bertugas di militer, dinas umum, dan Polisi Kerajaan Kanada dipecat, diadili, atau dipenjara karena orientasi seksual mereka.

Kebijakan penargetan gay dan lesbian dimulai pada tahun 1950an, sebagai alat untuk mengidentifikasi orang-orang yang mungkin rentan terhadap pemerasan oleh Uni Soviet. Hal itu berlangsung sampai tahun 1992 dan menghancurkan hidup banyak orang..

Selain menghancurkan mata pencaharian, beberapa korban “gay purge” perempuan mengklaim telah diperkosa, dengan keyakinan akan mengubahnya menjadi heteroseksual. Yang lainnya diyakini telah melakukan bunuh diri sebagai tanggapan terhadap kebijakan tersebut.

“Dengan rasa malu dan sedih dan penyesalan mendalam atas hal-hal yang telah kita lakukan, saya berdiri di sini hari ini dan berkata: Kami bersalah,” kata Justin Trudeau di House of Commons. “Ini adalah harapan saya bahwa dalam membicarakan ketidakadilan ini, kami bersumpah untuk tidak pernah mengulanginya, dan bertindak untuk memperbaiki kesalahan ini, sehingga keadaan kita bisa mulai membaik, “tambahnya.

Pemerintah Kanada telah mengalokasikan total 110 juta Dolar Kanada, untuk mengkompensasi korban “gay purge”. Mereka yang menderita kerugian mental atau fisik dapat mengklaim tambahan 150.000 Dolar Kanada.

Selain itu, 15 juta dolar Kanada akan digunakan untuk menghormati korban jiwa dalam bentuk peringatan, serta pendidikan tentang sejarah dan penganiayaan LGBT . Sebuah monumen nasional untuk korban akan dibangun di ibukota Kanada.

Aktivis LGBT memuji respons Kanada terhadap kejahatan masa lalu, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah dunia. R. Douglas Elliott, kepala perwakilan hukum dari penggugat dalam gugatan tersebut, menyebutnya “sesuatu yang bisa kita sangat banggakan di Kanada.”

“Pada saat Amerika mundur dan mencoba untuk mengenalkan kembali diskriminasi, kami bergerak maju dan menghadapi ketidakadilan historis ini, membuat reparasi kepada para korban dan sebuah komitmen yang tak tergoyahkan bahwa diskriminasi ini tidak akan pernah terulang,” katanya. (R.A.W)

Sumber:

GSN