Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Setiap tahun Singapura memilih sebuah lagu untuk dipersembahkan di Hari Nasional atau Hari Kemerdekaan mereka. Lagu yang dipilih akan dinyanyikan di sepanjang Parade Hari Nasional.  Lagu tersebut mewakili keberagaman Singapura dengan video musik yang menyertainya menayangkan kehidupan orang-orang Singapura yang beragam.

‘Pusat perbelanjaan biasanya memainkan lagu-lagu Hari Nasional menjelang hari yang sebenarnya dan orang-orang Singapura akan mengibarkan bendera Singapura dari rumah mereka sebagai tanda patriotisme,’ kata Sean dari Dear Straight People – situs LGBT terkemuka di Singapura.

Namun, belum pernah ada lagu yang mewakili komunitas LGBT Singapura. Menjelang Hari Nasional tahun 2017 pada tanggal 9 Agustus, pendukung LGBT Singapura membuat video mereka sendiri. Tim di Dear Straight People memutuskan untuk memproduksi video musik yang menampilkan anggota komunitas LGBT Singapura.

“Gagasan untuk membuat cover video musik untuk LGBT Hari Nasional LGBT  muncul di benak saya minggu lalu saat saya melakukan brainstorming dan bersama tim saya, kami berhasil menyelesaikan keseluruhan video (audio dan visual) hanya dalam satu minggu,” kata Sean.

Seiring dengan pendukung LGBT  yang lain, video tersebut mengingatkan bahwa individu LGBT juga orang Singapura. Pesan dari video tersebut adalah bahwa LGBT Singapura juga ikut berkontribusi pada masyarakat dan pantas untuk dipandang.

Lagu berjudul “Home” adalah lagu populer yang kerap dinyanyikan pada Hari Nasional Singapura. Lagu tersebut dinyanyikan oleh penyanyi biseksual yang baru berusia 19 tahun, Lew, lagu tersebut juga menduduki puncak tangga lagu Singapura selama bertahun-tahun.

“Alasan mengapa kami memilih untuk membuat cover lagu “Home” adalah karena tidak diragukan lagi Lagu Hari Nasional tersebut adalah lagu yang paling ikonik dan populer yang pernah dirilis,” kata Sean.

‘Jumlah “bagi” (share) dan “menyukai” (like) pada video musik tersebut juga merupakan bukti penerimaan positif pada video tersebut.

“Ada beberapa reaksi homofobik juga. Video kami dibagikan ke grup pembenci LGBT terkenal yang disebut ‘We Are Against Pink Dot’ dan ada juga beberapa komentar homofobik pada video yang kami buat.

“Tapi sebagian besar warga Singapura tampaknya menyukai video yang menghangatkan hati dan saya percaya hal itu mengarah pada penerimaan masyarakat LGBT yang walaupun lamban namun semakin meningkat.”

Bintang dalam cover video tersebut terdiri dari beberapa orang-orang hebat yang mengubah kehidupan masyarakat LGBT Singapura, yaitu:

Lagu “Home” adalah pernyataan berani di sebuah negara di mana hubungan seksual sejenis yang disengaja dianggap ilegal dan bahkan mengenakan pakaian berlambang seksualitas menjadi hal yang kontroversial.

Sejak ditayangkan pada 6 Agustus lalu video tersebut telah ditonton ribuan orang melalui situs video Youtube. (R.A.W)

Sumber:

GSN