Search
Close this search box.

SuaraKita.org –  Leo Varadkar yang melela sebagai gay pada tahun 2015 akan menjadi Perdana Menteri (PM) Irlandia berikutnya, setelah dia terpilih sebagai pemimpin partai pemerintahan utama negara tersebut.

Leo Varadkar memenangkan bursa pemilihan partai Fine Gael, yang dilakukan pada hari Jumat (2/6), setelah PM Enda Kenny mengumumkan pengunduran dirinya bulan lalu. Kemenangan ini  menandai langkah maju yang signifikan untuk kesetaraan di negara ini, setelah referendum kesetaraan pernikahan bagi LGBT pada tahun 2015.

Leo Varadkar bukan hanya terpilih menjadi Perdana Menteri gay pertama di Irlandia, Leo juga merupakan Perdana Menteri termuda yang menjabat di negara tersebut dan perdana menteri pertama yang berasal dari etnis minoritas. Leo akan dilantik setelah parlemen mengakhiri masa reses pada pertengan bulan ini.

Leo Varadkar menghadapi tantangan yang lebih berat dari yang diperkirakan dalam pemilihan. Saingannya, Simon Coveney. Menteri Perumahan Irlandia kelahiran Cork yang sangat populer di kalangan akar rumput partai tersebut, terutama di daerah-daerah terpencil yang lebih konservatif.

Berbicara setelah pemilihan suara berakhir , Leo mengatakan bahwa dia merasa terhormat dengen kemenangannya. Sementara Simon Coveney dengan nada bercanda mengatakan bahwa setidaknya anak-anaknya akan senang karena dia telah kalah dalam pemilihan.

Enda Kenny menyatakan bahwa Leo Varadkar mendapatkan dukungannya secara penuh. “Ini adalah kehormatan yang luar biasa baginya dan saya tahu dia akan mencurahkan kemampuannya  untuk memperbaiki kehidupan orang-orang di seluruh negara kita,” katanya. “Saya juga ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Simon Coveney karena telah membuat pemilihan menjadi berwarna . Ini merupakan praktek demokrasi yang bagus dalam Fine Gael. “

Enda Kenny, yang memimpin partai tersebut selama 15 tahun dan telah terpilih dua kali sebagai kepala dua pemerintah selama lebih dari enam tahun, menunda pengunduran dirinya dalam sejumlah kesempatan tahun ini. Pertama, dia meminta waktu untuk berkunjung ke Amerika Serikat untuk merayakan perayaan tahunan St Patrick dan untuk bertemu dengan presiden AS Donald Trump, melanjutkan tradisi unik Irlandia memiliki akses ke Gedung Putih setiap 17 Maret. Kedua, Enda tetap menghadiri pertemuan puncak dewan Eropa di Brussels pada akhir April, di mana prioritas untuk negosiasi Brexit disepakati.

Di bawah peraturan internal Fine Gael, partai parlementer terdiri dari 65% suara, anggota partai 25%, dan 10% dari Dewan Perwakilan Daerah dan Negara. Simon Coveney mendapat dukungan mayoritas di antara anggota-anggota masyarakat akar rumput, namun Leo Varadkar memenangkan suara diantara anggota parlemen berpengaruh.

Sementara media internasional di Dublin berfokus pada seksualitas dan latar belakang keluarga imigran Leo Varadkar, media lokal Irlandia memusatkan perhatian pada kebijakan ekonominya.

Beberapa komentator menjuluki  Leo Varadkar “the Thatcherite” setelah komentarnya selama kampanye bahwa dia ingin menjadi juara diantara “orang-orang yang bangun lebih pagi”.
Meskipun politik Leo Varadkar jelas konservatif, dia juga menggambarkan citra Irlandia baru yang progresif, ditandaipada bulan Mei 2015 ketika Irlandia memilih untuk mendukung kesetaraan pernikahan bagi LGBT.

Kelompok LGBT di Irlandia menyambut baik fokus dalam negeri pada ideologi Leo. “Saya pikir, adalah sangat penting bagi partainya maupun media di Irlandia untuk berfokus pada kebijakannya, dan bukan hanya karena dia seorang gay yang ingin memimpin negara. Ini adalah tanda betapa Irlandia telah berubah. Politisi Irlandia termasuk bagian terakhir dalam masyarakat kita yang melela,  tapi sekarang setidaknya kita punya satu gay dan satu lesbian, Catherine Zappone, keduanya di kabinet. Hal tersebut mungkin tidak pernah terpikirkan bahkan 10 tahun yang lalu”, kata Brian Finnegan, editor dari Gay Community News  di Dublin. (R.A.W)

Sumber:

The Guardian