Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Ada bias homofobia dan transfobia yang signifikan dalam media di dunia Arab, namun ada juga beberapa tanda-tanda perubahan yang diharapkan. Hal ini dikemukakan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh OutRight Action International, yang sedang mengerjakan program pelatihan untuk memperbaiki cakupan terhadap isu LGBT.

Selama beberapa bulan, OutRight bersama mitranya di Timur Tengah dan Afrika Utara memantau media berbahasa Arab di daerah tersebut, termasuk surat kabar lokal, nasional, radio, TV, dan media sosial. “Kami menemukan banyak bukti tentang terminologi penghinaan, ucapan kebencian yang diilhami oleh doktrin agama, kesalahan informasi medis, dan kesalahan hukum yang digunakan untuk menggambarkan orang LGBT,” tulis OutRight dalam sebuah catatan pers.

Di antara temuan temuan tersebut, dari 332 artikel yang dianalisis, 260 diantaranya berisi istilah penghinaan untuk menggambarkan individu LGBT; Beberapa kata umum yang digunakan untuk menggambarkan indiviidu LGBT  pada dasarnya berarti “homo,” “orang berdosa,” tidak bermoral, “dan” pemuja setan “; 45 % artikel tersebut berkaitan dengan insiden penangkapan, penahanan, atau pengadilan terhadap individu  LGBTIQ. Kurang dari 10 berita tentang kekerasan terhadap individu LGBT dan ujaran kebencian terhadap LGBT lebih banyak ditemukan di media daring  daripada di media cetak.

Pengecualian terjadi dalam liputan selebriti, kata Nazeeha Saeed, koordinator media berbahasa Arab di OutRight. “Meskipun sebagian besar laporannya sangat negatif dan bahkan menghina, ada beberapa pengecualian penting,” katanya dalam sebuah siaran pers. “Misalnya, ketika media melaporkan hubungan penyanyi Ricky Martin dengan pasangannya yang lahir di Suriah, bahasanya sangat netral. Saya pikir alasannya adalah bahwa musisi asing dan seniman diberi lebih banyak kesempatan di dalam masyarakat – dan pemberitaan juga menjadi lebih menerima hal tersebut. “

Kini, OutRight sedang mengembangkan sebuah pelatihan media untuk wartawan Arab agar mereka dapat memperbaiki kesalahpahaman dan mempromosikan penggunaan terminologi netral yang sama dengan yang digunakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Penelitian dan program pelatihan ini dibiayai oleh donor perorangan.

Hasil studi secara lengkap akan diunggah di situs web  OutRight International dan juga di laman Facebook dan Twitter mereka. (R.A.W)

Sumber:

Advocate