Search
Close this search box.
Vijayaraja Mallika Berbaju Pink
(Sumber : The Indian Express)

Suarakita.org- Sahaj International School (SIS), sekolah berasrama khusus transgender pertama di India resmi berdiri pada 30 Desember 2016. SIS didirikan di Kochi, sebuah kota bagian Tenggara India yang terkenal sebagai kota pelabuhan.

SIS akan menampung 10 siswa transgender sebagai angkatan pertama. Semua siswa dipilih dari komunitas transgender sendiri, termasuk transgender difabel dan transgender migran. Para siswa akan belajar mengikuti kurikulum The National Open School System, sebuah program dari Kementrian Sumber Daya Manusia India yang menyelenggarakan pendidikan untuk daerah terpencil dengan tujuan meningkatkan kemampuan membaca dan menggunakan metode belajar yang fleksibel.

SIS akan dikelola oleh enam transgender yang aktif di TransIndia Foundation, sebuah organisasi advokasi hak-hak transgender di India. “Awalnya, kami punya beberapa donatur yang mendanai kami. Kami berencana mencari bantuan keuangan dari pemerintah setelah terbukti program ini ada manfaatnya.”, ujar Vijayaraja Mallika kepada The Indian Express.

Organisasi keagamaan Kristen dan National Open School akan memperpanjang dukungan mereka untuk program ini. Nanti akan ada  guru-guru dan pekerja sosial yang sukarela  mengelola kelas untuk para siswa. Program pengembangan keahlian juga akan dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Ide dasar sekolah ini adalah untuk menanamkan nilai bahwa  pendidikan itu penting dan program ini akan memastikan bahwa orang yang putus sekolah bisa melanjutkan pendidikan mereka.

Menurut Vijayaraja Mallika, SIS akan menyediakan pendidikan dan ujian akhir yang setara dengan level kelas X dan XII. Dia pun menambahkan, “Tujuan dari Sekolah Transgender ini adalah untuk memberikan  kelompok transgender keamanan, keselamatan, dan kesinambungan.”

Vijayaraja Mallika bercerita SIS ini sangat sulit menemukan tempat untuk memulai kegiatan pendidikan mereka. “Kami ditolak oleh setidaknya 50 pemilik gedung”, ujarnya. Sekolah ini bisa memulai aktivitasnya setelah mendapat tempat yang disewa dari  salah satu organisasi Kristen.

Tahun 2013, India mengkriminalkan kembali homoseksualitas. Keputusan ini membuat kekerasan terhadap kelompok transgender meningkat. Di 2014, Mahkamah Agung India secara resmi mengakui identitas transgender warga India dan menegaskan bahwa kelompok transgender tidak boleh didiskriminasi atas  dasar apapun. (Teguh Iman)

 

Sumber : The Indian Express, newnownext.com