SuaraKita.org – Irshad Manji dilahirkan di Kampala, Uganda , pada tahun 1968. Dari ayah yang berasal dari Gujarat, India dan ibunya yang berasal dari Mesir. Keluarganya pindah ke Kanada ketika ia berusia empat tahun, sebagai korban dari deportasi orang-orang asia yang dilakukan oleh Idi. Irshad dan keluarganya menetap di dekat Vancouver di Richmond, British Columbia , pada tahun 1972 sebagai pencari suaka politik. Pendidikan Irshad didasari oleh dua sekolah, yaitu sekolah umum dan madrasah Islam yang diikutinya setiap akhir pekan. Irshad unggul dalam sekolah umum akan tetapi pada usia 14 tahun dia dikeluarkan dari madrasah karena dianggap terlalu banyak bertanya. Selama dua puluh tahun ke depan, ia belajar Islam melalui perpustakaan umum dan guru-guru yang berasal dari Arab.
Pada tahun 1990, Irshad lulus di peringkat teratas kelasnya di University of British Columbia. Irshad mengawali karirnya dengan bekerja sebagai pembantu legislatif untuk DPR dan menjadi penulis pidato untuk pemimpin Partai Demokratik Baru. Pada usia 24 tahun, Irshad menjadi kepala urusan editorial untuk Ottawa Citizen. Yang menjadikannya seorang anggota redaksi termuda di seluruh surat kabar yang ada di Kanada.
Pada tahun 1998, Irshad menjadi pembawa acara “QueerTelevision” siaran komersial pertama di dunia menjelajahi kehidupan gay dan lesbian. Acara ini memenangkan Gemini, sebuah penghargaan atas program penyiaran di Kanada. Pada tahun 2002, ia menjadi penulis di Hart House, sebuah pusat aktivitas bagi mahasiswa di University of Toronto, disinilah Irshad mulai menulis The Trouble with Islam Today pada tahun 2004 yang telah diterjemahkan kedalam 30 bahasa. Pada tahun 2005, Irshad mendirikan Project Ijtihad, sebuah inisiatif untuk memperbaharui tradisi Islam yang berpikir kritis melalui perdebatan dan perbedaan pendapat. Pencapaiannya yang lain adalah nominasi Emmy untuk film dokumenter PBS “Faith Without Fear” pada tahun 2007 yang mengikuti perjalanannya untuk mendamaikan iman dan hak asasi manusia.
Sebagai perempuan aktif dan vokal soal Islam di dunia, The Jakarta Post menyematkan Irshad Manji sebagai salah satu dari tiga wanita yang membuat perubahan positif dalam Islam masa kini. Ia juga pernah mendapat penghargaan pada Oprah Winfrey’s first annual Chutzpah Award untuk kategori “audacity, nerve, boldness and conviction”. Sedangkan, Ms. Magazine menyebutnya sebagai “Feminist for the 21st Century” dan Immigration Equality memberinya Global Vision Prize. Setelahnya, ia masih mendapat beberapa penghargaan lainnya, yang terakhir pada bulan Juni 2014, gelar doktor kehormatan yang kedua, dari Universitas Uskup di Quebec, Kanada.
Irshad manji mengakui bahwa dirinya seorang lesbian saat menjalin hubungan dengan aktivis Michelle Douglas selama beberapa tahun di awal 2000-an, namun hubungan tersebut putus. Baru kemudian dia berhubungan dengan Laura Albano, dan akhirnya menikah pada bulan mei 2016. Penerima dua kali penganugerahan sebagai Doktor Honoris Causa ini sekarang adalah direktur New York University Moral Courage Project, yang mengembangkan para pemimpin muda dalam tantangan kesetaraan. Irshad juga sering berkeliling dunia berbicara tentang agama, isu-isu LGBT dan hak asasi manusia. kolom nya telah muncul di The New York Times, The Wall Street Journal, The Times of London, dan The Globe dan Mail (Toronto). Dia sering menjadi tamu di CNN dan jaringan televisi lainnya.