Search
Close this search box.

fl-competitive-workforce-actSuaraKita.org – Credit Suisse, sebuah perusahaan layanan finansial yang berbasis di Swiss mengeluarkan sebuah laporan mengenai keuntungan dari keberagaman gender dan orientasi seksual terhadap kinerja perusahaan.

Ini bukan pertama kalinya sebuah perusahaan layanan finansial menyelidiki tentang manfaat dari keberagaman. Tahun 2014 terbit sebuah laporan mengenai hubungan antara perempuan di level manajemen senior dan efek yang ditimbulkan dalam bisnis. Kali ini mereka menerapkan kerangka analisis yang sama terhadap keanekaragaman LGBT.

Pada tahun 2013 mereka juga meluncurkan Index Kesetaraan LGBT  bagi investor, berisikan tentang  kinerja pasar saham perusahaan yang ramah LGBT – seperti yang didefinisikan oleh pemilik skor 80 atau lebih dari Indeks Kesetaraan Perusahaan yang dikeluarkan oleh HRC (Human Rights Campaign).

Untuk keperluan laporannya, mereka mengacu pada 270 perusahaan yang mereka anggap sebagai LGBT-friendly dalam hal kebijakan dan hubungan pelanggan. Perusahaan yang memiliki pimpinan atau orang yang berada di level manajemen senior yang sudah terbuka sebagai LGBT. Atau perusahaan yang berada di dalam Stonewalls Top 100 Employers (UK) atau  DiversityInc’s Top 10 Companies for LGBT Employees (US) atau perusahaan yang karyawannya adalah anggota dari  jaringan bisnis LGBT lokal.

Mereka menemukan bahwa Perusahaan mengalami peningkatan indeks MSCI ACWI (Morgan Stanley Capital International-All Country World Index/indeks perihal kapitalisasi pasar yang ditujukan untuk mengukur kemampuan pasar ekuitas) sebesar 3,0% per tahun selama enam tahun terakhir. Perusahaan memiliki ROE (Return on Equity/ rasio profitabilitas yang membandingkan antar laba bersih perusahaan dengan aset bersihnya) dan Cash flow returns (Arus Kas Laba atas Investasi) 10-21% lebih tinggi. Ini juga berdampak pula kepada perusahaan yang memiliki  keberagaman gender, yang menemukan bahwa perusahaan dengan setidaknya satu anggota perempuan di dewan pimpinan lebih baik dari tanpa anggota perempuan.

Ini menyimpulkan, keberagaman menjadi kontribusi positif bagi kinerja perusahaan. Perusahaan yang merangkul karyawan LGBT memiliki tingkat pergantian staff yang sangat rendah dan tingkat retensi dari pegawai yang baik, dimana keduanya dapat mengurangi biaya operasi.

Menurut ekonom dari University of Warwick, karyawan  LGBT juga lebih produktif jika mereka mampu untuk coming out di tempat kerja, dan. Perbedaan performa juga lebih jelas terlihat pada perusahaan yang memiliki pemimpin yang sudah terbuka sebagai  LGBT, dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang hanya memiliki kebijakan LGBT-friendly. Walaupun terdapat sekitar 41% pegawai dan 72% pimpinan senior belum atau tidak coming out di kantor, namun perusahaan perlu berbuat lebih banyak untuk mempromosikan budaya terbuka dan inklusif. (Radi Arya Wangsareja)

Sumber

Gay Star Business