Search
Close this search box.

Print

Diterjemahkan oleh : Ririn Radiawati

SuaraKita.org – Terdapat minat yang makin meningkat untuk memahami peranan yang dimainkan jenis kelamin dan orientasi seksual, jika ada, dalam ketidakpuasan akan bentuk tubuh, hubungannya dengan kecemasan, dan hubungannya dengan gangguan perilaku makan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur: (a) perbedaan antara jenis kelamin dan orientasi seksual dalam internalisasi tekanan lingkungan sosial untuk mengubah penampilan fisik, komponen ketidakpuasan bentuk tubuh, harga diri, dan gejala gangguan perilaku makan dan (b) apakah gejala gangguan perilaku makan yang terinternalisasi termediasi oleh komponen-komponen yang berbeda yang berasal dari ketidakpuasan terhadap citra tubuh dan harga diri yang rendah. Data yang ada saat ini menunjukkan beberapa tren yang penting dalam kepustakaan: laki-laki secara umum mempunyai ketidakpuasan yang lebih sedikit mengenai bentuk tubuh, internalisasi standar sosial budaya yang lebih kecil tentang kerupawanan, dorongan yang lebih sedikit untuk menjadi kurus, dan lebih sedikit gangguan perilaku makan. Namun, laki-laki juga mempunyai dorongan yang lebih besar untuk menjadi lebih berotot dibandingkan perempuan. Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa komponen-komponen yang berbeda dalam ketidakpuasan terhadap citra tubuh dan harga diri yang rendah sebagaian dimediasi oleh hubungan antara internalisasi dan gejala gangguan perilaku makan. Laki-laki gay dilaporkan secara signifikan lebih tidak puas terhadap bentuk tubuhnya, lebih banyak mengalami internalisasi, lebih banyak mengalami gejala gangguan perilaku makan, lebih terdorong untuk menjadi kurus, dan lebih terdorong untuk mempunyai tubuh yang berotot dibandingkan laki-laki heteroseksual. Dibandingkan dengan perempuan heteroseksual, lesbian lebih mempunyai dorongan untuk memiliki tubuh berotot, harga diri yang lebih rendah, dan internalisasi. Namun, mereka tidak mempunyai perbedaan yang signifikan dalam ketidakpuasan bentuk tubuh, dorongan untuk menjadi kurus, atau gangguan perilaku makan. Koefisien korelasi antara ketidakpuasan bentuk tubuh dan beberapa aspek dalam kecemasan mental lebih besar secara signifikan untuk gay dibanding laki-laki heteroseksual; koefisien yang sama tidak jauh berbeda antara lesbian dan perempuan heteroseksual. Hasil dari analisis path sebagian mengindikasikan bahwa hubungan antara internalisasi dan gangguan perilaku makan berbeda antara gay dan lelaki heteroseksual, namun tidak untuk lesbian dan perempuan heteroseksual. Hasil tersebut membutuhkan perhatian lebih lanjut karena populasi lesbian merupakan populasi yang jarang diteliti.

Artikel lengkap dapat diunduh disini.

[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2016/04/Hubungan-Antara-Jenis-Kelamin-dan-Orientasi-Seks-Dengan-Harga-Diri-Kepuasan-Bentuk-Tubuh-dan-Gejala-Gangguan-Perilaku-Makan.pdf”]

Jurnal asli berbahasa Inggris bisa diunduh di sini.

[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2016/04/The-relationship-of-sex-and-sexual-orientation-to-self-esteem-body-shape-satisfaction-and-eating-disorder-symptomatology.pdf”]