Search
Close this search box.
Amber Harland-Bennett, 7, mendengarkan orangtuanya Richard (kiri) dan Anthony Harland-Bennett dari Goshen, Kentucky, berbicara pada wartawan dalam sebuah demonstrasi di Frankfort, Kentucky. (Foto: Dok)
Amber Harland-Bennett, 7, mendengarkan orangtuanya Richard (kiri) dan Anthony Harland-Bennett dari Goshen, Kentucky, berbicara pada wartawan dalam sebuah demonstrasi di Frankfort, Kentucky. (Foto: Dok)

Suarakita.org- Konsensus yang jelas terbentuk bahwa tidak ada perbedaan antara pengasuhan oleh pasangan sesama jenis dan lain jenis dalam hal psikologis, perilaku dan pendidikan dari anak-anak tersebut.

Para ilmuwan sepakat bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh pasangan sesama jenis tidak lebih buruk daripada anak-anak dari orangtua berlainan jenis. Hal ini dikemukakan dalam sebuah studi baru yang ikut dilakukan oleh seorang profesor dari University of Oregon.

Riset baru tersebut, yang mengamati 19.000 penelitian dan artikel tentang pengasuhan oleh orangtua sesama jenis dari tahun 1977 sampai 2013, dirilis pekan lalu, di saat Mahkamah Agung AS bersiap mengeluarkan keputusan akhir bulan ini mengenai apakah pernikahan sesama jenis itu legal.

“Konsensusnya sangat kuat bahwa tidak ada perbedaan antara anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua sesama jenis atau berlainan jenis,” ujar profesor sosiologi dari University of Oregon, Ryan Light, hari Selasa (23/6).

Light, yang ikut melakukan penelitian tersebut bersama Jimi Adams dari University of Colorado di Denver, mengatakan studi itu mungkin terlambat untuk mempengaruhi keputusan pengadilan bulan ini tapi ia berharap hasil studi dapat berimbas pada kasus-kasus di masa yang akan datang.

“Saya harap ada penerimaan pernikahan gay di pengadilan dan masyarakat secara umum,” ujarnya.

Studi-studi tersebut, ujar Light, menunjukkan beberapa ketidaksepahaman antara para ilmuwan mengenai hasil pengasuhan orangtua sesama jenis tahun 1980an tapi hal itu secara signifikan menurun tahun 1990an. Konsensus yang jelas terbentuk pada tahun 2000 bahwa tidak ada perbedaan antara pengasuhan oleh pasangan sesama jenis dan lain jenis dalam hal psikologis, perilaku dan pendidikan dari anak-anak tersebut.

“Secara keseluruhan kami melihat pengulangan bahwa tidak ada perbedaan signifikan. Menurut hemat kami ini adalah analisis paling komprehensif dari isu semacam ini,” ujarnya.

Gary Gates, direktur riset di Williams Institute, UCLA School of Law, mengatakan meski beberapa artikel kajian berargumen bahwa ada konsensus bahwa jenis kelamin orangtua tidak menjadi masalah, ia tidak mengetahui adanya studi mendalam lain mengenai hal ini.

“Menurut saya, kedengarannya ini sebuah pendekatan yang cukup baru dan saya tidak yakin ada yang telah melakukannya,” ujarnya.

Ia mengatakan ia yakin argumen bahwa orangtua sesama jenis kurang layak dibandingkan orangtua heteroseksual telah sebagian besar dihapuskan dari debat-debat legal. Tapi ia mengatakan mungkin saja hal itu muncul kembali.

“Kita lihat nanti apa argumentasi Mahkamah Agung,” ujarnya.

Sumber: VOA Indonesia