Suarakita.org- Solena Chaniago, seorang transgender asal Indonesia, mengokohkan kakinya di New York, Amerika Serikat, sebagai pemain film dan penata rambut profesional. Namun, kerinduannya pada Indonesia membuatnya ingin melanjutkan karier di Tanah Air.
Bermula saat 2005, Solena sudah berambisi untuk dikenal banyak orang. Dalam pemikirannya, tebersit Amerika.
“Sekali kamu terkenal di Amerika, bisa mengukir karier di sana, maka kamu akan lebih mudah berkarier di mana pun,” ujar dia saat berbincang di kawasan Tebet, Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Solena hanya bermodalkan nekat. Tanpa mengenal siapa pun dan mengantongi 500 dollar AS, ia mencoba keberuntungannya. Berbagai pekerjaan mulai dijalaninya. Untungnya, masyarakat Amerika tidak mempermasalahkan “jalan yang dipilih” Solena saat itu.
Sampai pada akhirnya, tim dari film The Brooklyn Finest (2009) mengajaknya bergabung. Di film pertamanya ini, tidak banyak scene yang ia dapatkan. Hingga satu tahun kemudian, ia mendapatkan peran lebih besar dalam The Extra Man (2010).
“Nah si sutradara Extra Man ini katanya suka cara aku berimprovisasi. Sampai dia suruh aku untuk langsung bikin, SAG atau Screen Actor Guild, itu penting banget untuk berkarier di sana,” kisahnya.
Selain dalam akting, Selena juga sukses mengukir kariernya sebagai penata rambut untuk pria. Setelah mengikuti beberapa kursus, ia mantap berkarier di Paul Labrecque, New York. Berbagai klien penting kini menjadi langganannya.
“Scooter Braun, manajernya Justin Bieber, aku yang pegang. Di New York banyak potong rambut yang 20 dollar, tapi kalau tarif aku 200 dollar dan sudah punya pelanggan tetap,” jelas dia.
Berkarier di Indonesia
Kini Solena memutuskan untuk mencoba peruntungannya di Tanah Air. Keluarga dan anak hasil perkawinannya terdahulu menjadi alasan utama ia kembali ke Indonesia. Ia ingin mencoba aktingnya dalam industri film Indonesia.
“Saya siap hidup di dua negara. Maksudnya kan pelanggan untuk potong rambut sudah ada, tinggal bikin janji. Saya juga tertantang untuk bermain film di sini,” ungkap dia.
Solena juga sudah siap dengan berbagai pandangan atau omongan miring yang nanti akan mampir ke telinganya.
“Perjuangan saya di Amerika saat itu lebih berat. Kalau omongan sekarang saya peduliin, saya enggak akan maju dari dulu, Mas. Jadi ya siaplah,” yakinnya.
Solena berjanji akan menerima peran apa pun, termasuk film laga atau horor seksi yang belakangan banyak menghiasi perfilman Tanah Air. “Apa aja, asal enggak melanggar undang-undang,” tambahnya.
Solena lahir di Padang, Sumatera Barat. Wajahnya terbilang rupawan, bahkan ia pernah menjadi Finalis Uda Sumatera Barat 1994. “Nih muka gue dulu, ganteng kan,” katanya sembari menunjukkan foto saat mengikuti ajang tersebut lalu tertawa.
Solena juga pernah menikah dengan seorang perempuan dan dikaruniai satu orang anak. Pernikahan tersebut hanya bertahan selama 11 bulan dan Solena memutuskan ke Amerika mulai 2009.
Solena melakukan penyesuaian payudara. Ia menghabiskan Rp 120 juta untuk itu. Dua tahun silam, tepatnya 2012, Solena baru memutuskan untuk menyesuaikan kelaminnya. Di tangan seorang dokter asal Thailand, Solena rela merogoh kocek Rp 500 juta.
“Dokternya ahli banget, waiting list sampai tujuh bulan. Pokoknya kalau orang enggak tahu aku transgender, pasti enggak bisa bedain,” yakinnya.
Solena hanya penyesuaian pada bagian dada, alat vital, dan hidungnya. Selebihnya Solena membiarkan bagian tubuh yang lainya apa adanya. (baca: Ketika Transgender Ungkapkan Harapan)
Sumber: Kompas.com