Search
Close this search box.
Ilustrasi : beritaekonomi.kiosgeek.com
Ilustrasi : beritaekonomi.kiosgeek.com

Suarakita.org- Penerbangan langsung Jakarta-Amsterdam-London dan sebaliknya tak cuma ditujukan kalangan pelajar, pengusaha, dan sosialita di Inggris saja. Komunitas gay di sana pun menjadi salah satu target pasar pontensial bagi Garuda.

Maklum, jumlah mereka selama ini paling besar dan secara ekonomi rata-rata termasuk golongan menengah yang suka pelesir. Tak heran bila General Manager Garuda Indonesia di Inggris dan Irlandia, Jubi Prasetyo menyempatkan waktu untuk beraudiensi dengan mereka.

“Saya sempat beberapa kali masuk ke komunitas gay di sini lho. Jumlah mereka kan banyak banget, ini potential market,” kata alumnus Fakultas Ekonomi Trisakti 1993 itu penuh semangat.

Selama ini eksistensi komunitas Gay yang biasa berkumpul di kawasan Soho dikenal
cukup solid dan berpengaruh. Setiap Juni, kata ayah dua anak itu, mereka biasa merayakan Gay Pride.

Perayaan ini dilakukan untuk menolak diskriminasi dan kekerasan terhadap kaum LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender), serta sebuah bentuk dukungan bagi mereka untuk mendapatkan kesetaraan hak yang layak, serta pengakuan dari masyarakat.

Guna membuka pasar baru, Jubi yang pernah bertugas di Osaka, Jepang, juga menjajaki kerja sama dengan agen-agen perjalanan di luar Indonesia dan Asia Tenggara. Ia antara lain menyebut jumlah turis Inggris ke Australia yang mencapai 1 juta orang pertahun sebagai pasar amat menjanjikan.

“Makanya kita ada rute penerbangan London-Jakarta langsung ke kota-kota utama di Australia seperti Sydney, Melbourne, Canberra, dan Perth,” ujarnya.

Jumlah wisatawan Inggris yang khusus berkunjung ke Indonesia termasuk yang tertinggi di antara negara-negara lain di Eropa, seperti Prancis, Jerman, dan Belanda. Setiap tahun tercatat 290 ribu berkunjung ke Indonesia, yang pada umumnya seperti lazimnya wisatawan Eropa, lebih menyukai wisata petualangan.

Dari jumlah itu, Jubi optimistis bisa merebut 30 persen di antaranya menggunakan maskapai Garuda. Selebihnya akan diperebutkan oleh maskapai Timur Tengah yang saat ini tengah di atas angin, seperti Emirates dan Qatar Airways, serta maskapai Asia lainnya.

Untuk memenuhi target itu, selain mendekati komunitas gay, Jubi yang mengawali karir sebagai Instruktur Commercial Training di Garuda pada 1993, mendekati corporate yang berinvestasi di Indonesia dan pihak-pihak yang melakukan kerja sama bisnis di Indonesia, serta kalangan sosialita.

Selain itu, Jubi juga aktif di kegiatan komunitas golf, pelajar dan mahasiswa Indonesia, orang-orang Inggris pecinta Indonesia yang tergabung dalam Anglo Community.

“Komunitas Anglo ini kerap difasilitasi KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) dan banyak mempromosikan Indonesia. Mereka umumnya mantan pejabat yang pernah bertugas di Indonesia,” ujarnya.

Sumber: detik.com